Lihat ke Halaman Asli

Penantian dalam Surat

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak terasa, sudah genap dua tahun, pernikahanku dengan gadis pilihan orangtua ku, Linda. Memang ku akui, aku menyetujui pilihan orangtua ku dikala hatiku lagi hancur. Tanti, gadis pujaan hatiku pergi meninggalkanku. Memori ku bersama Tanti perlahan bisa kuganti dengan hangatnya cinta dan perhatian dari istriku tersayang, Linda. Darinya kudapatkan arti cinta yang sempat hilang dari hidupku dan darinya pula kudapatkan sebuah anugerah terindah dalam hidupku, seorang anak perempuan yang sekarang sudah beranjak satu tahun. Semua lelah yang kurasa sehabis kerja, hilang seketika ketika melihat senyum manis istriku, dan gemasnya anak tersayangku.

Hari minggu, saat hendak merapikan buku buku bacaanku, tiba tiba..

"Plaakkkkkkk.."

Sebuah buku tiba tiba terjatuh dari atas lemari dan mengenai kepalaku.

"uhhhhh.. apa ini?" gumamku,

Sesaat ku terdiam, mencoba mengingat asal muasal buku ini.

"Ahhhh.." terhenyakku dalam gumamku.

"ini kan buku pemberian Tanti melalui tantenya, disaat akan pergi meninggalkanku," pikirku sambil mencoba mengingat kejadian itu.

Ku buka lembar demi lembarnya. Hanya sebuah buku kosong tanpa tulisan. Aku tak tahu, untuk apa Tanti memberikan buku kosong ini. Baru kali ini aku membuka lembaran buku ini, setelah lebih 2 tahun tak pernah aku gubris.

"sreeeeet, plaaakkk.."

Dan tiba tiba, sepotong kertas, mirip surat terjatuh, dari dalam buku kosong itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline