Lihat ke Halaman Asli

Sekedar Fiksi, Hanya Keluh Resah..

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Assalamu alaikum.." ucapmu, sambil menutup telepon..

"Tuutt.. Tuuutttt.. Tuuttt.." bunyi, tanda telepon darimu telah kau tutup.

Kurebahkan badanku disebuah matras, sambil menengadahkan pandangan ku ke atas langit langit ruangan tempatku akan tertidur ini.

"Hhhhhh..."

"Hhhhhhhhhh.."

"Hhhhh..."

Hanya bisa menghela nafas panjang.. berulang.. dan berulang..

Ada rasa tidak puas, ada rasa bersalah, ada rasa gelisah, rasa yang semuanya bercampur aduk, setelah engkau menutup telepon itu.

Ku coba untuk memejamkan mata ini, sambil mencoba mengingat kembali, semua percakapan percakapan kita melalui telepon tadi.

Awalnya, perasaan ku senang bukan kepalang, ketika ponselku berdering, dan sebuah nama yg tertulis di layarnya, sebut saja namanya, Fitri (lagi). Wanita yang selalu kurindukan tiap malamnya.

Seakan engkau tahu, bahwa ku sangat merindukanmu malam ini. Dan gayung pun bersambut, seakan ada kontak batin, namamu langsung seketika itu juga muncul layar ponselku. Ajaib.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline