Lihat ke Halaman Asli

Cara Memilih Rumah Sakit Sayang Ibu Sayang Bayi

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang kawan yang baru hamil 4 minggu diam termangu. Ia mengaku trauma dengan pengalaman melahirkannya tiga tahun yang lalu. “Gue diomelin suster karena merintih kesakitan waktu pembukaan. Anak gue ga ngalamin IMD. Dia langsung dibawa begitu aja pasca lahir. Di ruang bayi, dia juga dikasih susu formula. Padahal, kondisinya sehat”, kenangnya.

Itu sebabnya, ketika menyadari rahimnya kembali berisi janin, kawan saya tadi bertekad untuk belajar lebih banyak lagi. Mulai dari mempersiapkan fisik dan kehamilannya supaya sehat dan minim risiko, mempelajari keterampilan yang bermanfaat dalam mengelola proses persalinan, sampai mencari rumah sakit yang bisa memfasilitasi kebutuhannya untuk diperlakukan secara lebih manusiawi dan penuh kasih sayang.

“Gimana sih cara nyari rumah sakit yang bagus buat melahirkan?”, lanjutnya lagi.

….

Menurut saya, rumah sakit yang oke untuk bersalin itu bukan sekadar yang punya peralatan serba canggih dan lengkap. Akan lebih baik, jika fasilitas yang sudah tersedia tadi dilengkapi lagi dengan sumber daya manusia terampil, mampu menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan perkembangan jaman, dan memperlakukan kliennya sebagai subjek. Bukan objek.

Untuk itu, saya akan mengutamakan klinik ataupun rumah sakit yang sudah menerapkan dua prinsip berikut ini:

1. Yang sudah menerapkan asuhan sayang ibu.
2. Yang sudah menerapkan asuhan sayang bayi (mempraktikkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, dan mematuhi kode pemasaran pengganti ASI)

ASUHAN SAYANG IBU

Dalam Baby Friendly Hospital Initiative (BFHI), perawatan sayang ibu bertujuan meningkatkan praktik dan pengalaman persalinan berkualitas. Pengalaman persalinan yang positif, sangat berpengaruh terhadap dimulainya proses menyusui.

Untuk mencapai tujuan tersebut, hal-hal yang perlu difasilitasi antara lain:
1. Ibu dianjurkan untuk didampingi oleh orang yang ia inginkan, saat melahirkan dan pada masa pasca bersalin awal.
2. Menjelang persalinan, ibu diijinkan untuk makan dan minum.
3. Menjelang persalinan, ibu dianjurkan untuk berjalan dan bergerak, serta memilih posisi melahirkan yang diinginkan. Pada sebagian besar layanan kesehatan, posisi yang memungkinkan bagi kedua pihak adalah duduk tegak. Posisi tidur telentang, sebaiknya dihindari.
4. Ibu dianjurkan untuk menggunakan metode penghilang rasa nyeri tanpa obat. Analgesik dan anastesi diberikan jika memang diperlukan (seperti ada komplikasi atau ibu telah memilih obat tertentu).
5. Penggunaan alat seperti infus, pemantauan janin secara elektronik, dan prosedur invasif seperti perobekan selaput ketuban, episiotomi, induksi persalinan, operasi caesar, hanya dilakukan jika kondisi ibu memerlukan. Bukan menjadi prosedur rutin.

SEPULUH LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI:
1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang pemberian ASI.
2. Memberikan pelatihan bagi petugas.
3. Menjelaskan manfaat menyusui yang benar.
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini.
5. Menunjukkan teknik menyusui yang benar.
6. Tidak memberikan Makanan dan atau minuman selain ASI.
7. Melaksanakan rawat gabung.
8. Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi.
9. Tidak memberikan dot dan atau kempeng.
10. Membina Kelompok Pendukung ASI

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline