Lihat ke Halaman Asli

Manghiwal

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Manghiwal. Kata itulah yang kerap diucapkan Agus- salah satu teman kuliah saya di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Secara arti, saya tak mengerti apa maksud yang diucapkan teman saya itu. Ya, manghiwal. Apa itu manghiwal? Akhirnya, kadang-kadang, meski saya belum tahu arti kata itu- saya ikut pula mengucapkannya. Agus lahir di Cililin, Kabupaten Bandung Barat, atau dikenal dengan penganan ringannya-Wajit.

Kalau saya ingat kata “manghiwal”, yang saya ingat, tidak lain adalah teman saya- Agus. Entahlah. Sampai saat ini- meski saya sudah lama bergaul lama dengan yang bernama lengkap Gusyaman Permana- saya belum sempat menanyakan- apa sesungguhnya arti dari”manghiwal”. Sebagai orang yang bukan asli Sunda (maksudnya-saya lahir di Bangkulu, namun kedua orang tua saya asli Tasikmalaya). Bukan berarti saya tak mengerti bahasa sunda, lho. Saya mengerti sedikit-sedikit, bahkan kalau di rumah- saya ngomong memakai bahasa sunda, meski jauh dari halus- seperti di bandung atau di Tasik.

Yang membuat heran, selama saya berbicara sunda dengan kedua orang tua di rumah, saya belum pernah mendengar ada kata”manghiwal”, atau memang di Tasikmalaya tidak ada istilah itu? Saya juga belum tahu- dan sayatak sempat menanyakan pada ayah atau ibu saya. Atau, kata itu memang khas buat warga Cililin saja? Mungkin bisa begitu. Yang menjadi pertanyaan: apa arti”manghiwal”? lantas, kenapa saya tak langsung saja menanyakannya ke pembawa kata”manghiwal”, saudara Agus?

Saya maunya begitu. Bahkan, kalau bisa saya akan mengintrogasinya sampai radikal sekali pun. Sebab, karena kata itu- saya dibuat pusing, penasaran, selalu terbayang dalam otak, dan terkadang mengganggu konsentrasi kala saya melakukan kegiatan yang serius. Ya, karena”manghiwal”lah saya dibuat agak setengah gila. Untungnya- saya tak kepergok Dinas Kesejahteraan Sosial. Dan kalau ketahuan- mungkin saya dijebloskan ke Rumah Sakit Jiwa, hanya karena kata: Manghiwal!

Saya telah berusaha ingin segera mengetahui arti yang sebenarnya dari”manghiwal”, namun, sampai saat ini- saya belum berhasil menanyakannya pada yang bersangkutan-Agus- yang rambutnya agak mirip wajit itu. Kenapa belum berhasil? Bukankah saya sudah berteman lama, bahkan satu kampus dengannya? Ya, benar! Tapi, minggu-mingguini- dia sibuk dengan tugas skripsinya. Saking ingin ikut ujian skripsi akhir bulan ini, Agus rela ngejar-ngejar dosen sampe Cakung, Jakarta Timur. Pokoknya, pemuda asli Cililin itu susah ditemui, ibarat belut- kalau dipegang- licin!

Yah, semoga saja di lain waktu- saya dapat bertemu dengan Agus dan langsung menanyakan arti kata”manghiwal”, sehingga, minimal- saya yang awam dalam bahasa sunda, itu dapat menambah perbendaharaan baru. Atau, barangkali- yang sempat membaca tulisan ini- dan tahu arti kata yang saya maksud, silakan langsung dijelaskan di sini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline