Lihat ke Halaman Asli

Ber-KKN, Berkarya

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paling tidak, sekitar dua mingguan lagi saya dan semua teman-teman seangkatan akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN kali ini akan ditempatkan di dua daerah;Bogor dan Garut. Bagi saya, kegiatan ini adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu sejak saya mengenyam pertama kali kuliah.”Gimana,sih rasanya kkn itu?” Kata saya beberapa tahun lalu. Dan ternyata, yang ditunggu-tunggu itu akan datang juga.

Saya, secara pribadi sudah mempersiapkan apa saja yang harus saya lakukan tatkala tiba di lokasi. Maksud saya, bila ada waktu senggang. Nah, dalam kesenggangan itu, saya akan mengisinya dengan karya. Berupa apa? Ya, saya akan menulis. Menulis tentang apa yang saya rasakan, dan menulis puisi. Saya sudah terbayang bagaimana kondisi alam tempat kkn berada. Mungkin sejuk, segar, bahkan bisa jadi gersang, kerontang. Tapi, saya kira itu bukan hambatan buat saya untuk tetap menulis, sebab, ritual menulis sudah terlanjur saya wajibkan!

Makanya, dua hari sebelum pemberangkatan ke lokasi, saya akan ke Borma terlebih dahulu untuk membeli sesuatu yang menunjang. Diantaranya;Buku catatan harian dua buah plus pena, peralatan bersolek, dan tentunya, bila kondisi uang memungkinkan saya akan membeli buku. Terserahlah mau buku apa. Mau novel, buku pemikiran, humor, buku kuliah, majalah, koran, dan segala yang bisa dibaca. Bolehkah?

Selain itu, saya pun mesti mempersiapkan fisik serta mental yang memadai. Kenapa ini harus? Sebab, bila fisik dalam keadaan kurang prima, maka, saya kira, itu kurang maksimal dan sangat mengganggu. Karenanya pula, mudah-mudahan Tuhan senantiasa memberikan saya kesehatan terus, panjang umur, dan tentunya murah rezeki. Begitu pula dengan mental. Mental sangat berpengaruh terhadap semuanya. Kita ber-kkn, adalah kita berkecimpung dengan masyarakat. Tentunya, bila mental tidak disiapkan dengan baik, bagaimana kita bisa sukses bersosialisasi dengan masyarakat? Mental, penentu semuanya. Bila perlu bila kita masih mempercayai Tuhan, jangan segan-segan untuk intim dengannya. Dia lah Maha Pemegang hati kita.

Tentunya, selain ber-kkn adalah ajang transfer ilmu, kkn juga, katanya ajang mencari jodoh. Saya belum tahu akan kebenaran hal ini. Saya hanya tahu, itu dari beberapa kakak kelas yang sudah mengalami kkn. Benarkah? OK, saya akan membuktikannya beberapa hari lagi. Bila benar, maka saya akan menuliskannya lagi di blog ini sebagai fakta empiris. Jika tidak benar atau pura-pura tidak benar, saya pun akan tetap menuliskannya di sini. Tunggu aja,ok?

Seandainya apa yang dikatakan kakak-kakak kelas itu terbukti, bahwa kkn adalah ajang mencari jodoh, berarti, tak ada alasan buat saya untuk tidak gembira. Kenapa? Sebab, saya dapat kesempatan untuk mencari jodoh. Bila tidak terbukti, saya tetap akan mencari jodoh mumpung belum ada UUD yang melarang.

Ah, sudahlah. Saya hanya ingin ber-kkn sambil berkarya, sambil meresapi alam desa, sambil berkenalan, sambil mengenal lebih jauh kehidupan masyarakat, sambil mengarifi hidup, dan sambil menerima cinta anak gadis desa bila ia menyatakan cinta pada saya. Selamat ber-kkn. Semoga hari-harimu dipenuhi cinta pada sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline