Lihat ke Halaman Asli

Dari Jalanan Sampai Pendidikan

Diperbarui: 24 Desember 2016   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengulang memori 7 tahun silam di lampu merah Dinoyo Malang yang biasa disebut perempatan daging terik panas dan polusi jalanan MT.Haryono cerita dari sebuah emperan toko sebelah warung soto terdengar riuh nyanyian nyanyian dengan alunan gitar senar empat yang  berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana. disitu lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. 

selepas dari kehidupan jalanan, ada beberapa lagu yang sampai sekarang  masih sering dinyanyikan, terlebih  lagi dinyanyikan di dunia pendidikan ,  saya rasa dulu hanya sebatas lagu yang enak di dengar dan gampang  di hafal liriknya tapi masih tak tau siapa pengarang dibalik lagu tersebut, ternyata dari lagu lagu yang dulu dinyanyikan dan itu merupakan karangan dari musisi punk yaitu Marjinal..

salah satunya ialah lagu yang berjudul  Buruh Tani”. terakhir terdengar saat teman-teman mahasiswa menyatukan suara, bersuara untuk rakyat, bersuara untuk kepentingan rakyat dan bersuara untuk merebut hak-hak rakyat yang seharusnya berada di tangan rakyat. sekiranya di situlah gagasan dari salah satu syair yang dulunya saya nyanyikan didepan kaca mobil dengan imbalan rupiah tapi sekarang kembali dinyanyikan agar dapat menyatukan kita para mahasiswa yang rindu akan kesejahteraan di negeri kita ini.  

 Mungkin benar dikatakan bahwa dengan kata-kata yang yang terdapat di dalam lirik lagu “Buruh Tani” tersebut dapat menyatukan para mahasiswa yang rindu akan kesejahteraan di negeri ini, tetapi perlu di ingat! kesejahteraan di negeri ini tidak akan terlaksana manakala kita para mahasiswa hanya mengkritik pemerintah tanpa ada memberikan solusi yang berarti demi terciptanya good govermence di negeri kita ini.  Itulah sekitarnya yang kita alami saat ini, kebanyakan mahasiswa dalam tanda kutip “mengkritik” tampa adanya perilaku atau sifat yang solutif




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline