Banyak prestasi menonjol presiden Jokowi dan kabinetnya setelah dilantik hingga 100 hari pertama, antara lain :
- Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kabinet sangat lama, lebih lama dari pemerintahan SBY.
- Satu-satunya presiden yang membuat gebrakan baru dalam mencari calon menteri untuk kabinetnya yakni dengan meminta data dari PPATK dan meminta rekomendasi dari KPK. Presiden sebelumnya tidak pernah melakukannya.
- Dalam menyeleksi calon menteri tidak pakai psikotest berupa feet and proper test, namun sudah cukup pakai naluri bisnis saja.
- Mengangkat menteri wanita Susi yang berijazah SMP yang bertato dan gemar merokok.
- Membebaskan Polycarpus terpidana kasus pembunuhan aktivis LSM Munir.
- Mampu menaikkan harga BBM yang berdampak pada harga barang kebutuhan lainnya, dan menaikkan tarif harga tiket kereta api sebagai alat transportasi massa.
- Mencalonkan jendral bintang tiga untuk menjadi satu-satunya calon tunggal kapolri, dan satu-satunya calon kapolri yang berstatus sebagai tersangka, serta anaknya (calon kapolri) diusia 19 tahun sudah bisa mempunyai uang sebesar 57 milyar.
- Dalam mencalonkan calon tunggal kapolri tidak meminta data dari PPATK dan tidak meminta rekomendasi dari KPK.
- Satu-satunya presiden yang memberhentikan kapolri yang tidak ada fakta pelanggaran hukum, belum saatnya pensiun, dan belum ada penggantinya.
- Membiarkan seorang tersangka calon kapolri tidak mundur dari jabatan aktifnya sebagai kepala lembaga pendidikan polri.
- Membiarkan penangkapan pimpinan KPK secara semena-mena oleh kabareskrim, dilakukan dijalan dan langsung diborgol, serta tanpa surat panggilan pertama dan kedua.
- Memiliki menkopolhukam yang komentarnya senantiasa anti KPK dan menyakitkan hati rakyat.
- Satu-satunya presiden yang punya kantor di dua tempat, yakni di istana merdeka dan istana teuku umar.
- Satu-satunya presiden yang membiarkan menterinya menindak illegal fishing dengan cara yang illegal (menenggelamkan dan membakar kapal tanpa persidangan).
- Sangat dan super kreatif, karena penuh kontroversial dalam mengambil kebijakan dan mengambil langkah.
- Menghukum mati bandar narkoba, namun belum menyentuh kasus BLBI pada masa Megawati dan kasus Bank Century pada masa SBY hingga hari ini.
- Satu-satunya presiden yang gemar blusukan tetapi tidak keblusuk, semoga.
Hikmah yang bisa dipetik adalah :
- Kadang-kadang menghormati lembaga tinggi negara kadang-kadang boleh mengabaikannya.
- Seorang tersangka tidak wajib mengundurkan diri dari jabatan yang sudah ada.
- Seorang tersangka boleh dipromosikan jabatannya.
- Boleh tidak adil, karena ada perlakuan yang diskriminatif, ketika satu orang tersangka bebas tetap menjabat, disisi yang lain membiarkan seorang tersangka untuk mengundurkan diri ketika berstatus tersangka.
- Hukum rimba dibolehkan, dan tidak perlu ada persidangan.
- Tebang pilih kasus dan tidak ada skala prioritas penangan kasus, misal kasus besar BLBI dan Bank Century serta kasus pemberantasan korupsi besar lainnya.
- Tegas dalam kasus narkoba dan illegal fishing, maka harus tegas pula dalam kasus lainnya yang membahayakan dan merugikan negara.
Inilah rapor hebat presiden kita, pilihan 53% rakyat Indonesia.
Salam Indonesia Halal.
Yogyakarta, Rabu, 28 Jan 2015.
Teguh Sunaryo
M : 085 643 383838
..................................
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI