Saya mendengar dalam pemberitaan TV pada jam 07.00 Wib. Jum'at tanggal 14 Februari 2014 bahwa debu meletusnya gunung Kelud (jam 22:58 Wib 13/2/2014) telah sampai di Ciamis selanjutnya 08.00 Wib. sampai juga ke Garut dan sekitarnya. Di saat berangkat jalan kaki ke Masjid akan sholat Jum'at, pada kisaran jam 11.20 Wib. ternyata celana hitam saya berbintik-bintik debu halus termasuk kopiah yang saya pakai. Selanjutnya saya perhatikan beberapa daun yang agak hijau gelap, saya lihat sudah banyak bintik-bintik kumpulan debu halus menempel pada dedaunan di sekitar perjalanan ke Masjid kawasan Bandung (lihat photo).
Erupsi yang terjadi pada gunung berapi biasanya membuncahkan berbagai elemen seperti berbagai mineral, silica, bebatuan, karbon dioksida (CO2), asam chloride (HCL), asam Flourida (HF), sulfur dioksida (SO2), Zn (seng), cadmium serta berbagai kemungkinan mineral lainnya tergantung jenis kandungan yang ada di dalam dapur magma gunung berapi tersebut.
Ternyata debu G. Kelud yang sampai di Bandung adalah debu yang terhalus yang bisa sangat berbahaya bagi kesehatan jika terhirup melalui hidung cukup banyak.
Debu vulkanik yang sangat halus, dapat mengakibatkan munculnya berbagai penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sampai kepada gangguan mekanisasi paru-paru dan ketidaknyamanan bernafas, di samping itu, bisa juga mengakibatkan terjadinya berbagai kerusakan kulit sampai infeksi jika debu vulkanik bersifat asam, terjadinya iritasi mata bahkan sampai kebutaan yang cukup kronis seperti abrasi kornea (guratan-lecet pada kornea). Oleh karena itu, apabila ada muncul debu halus yang berjatuhan, kurangi aktivitas terbuka di luar rumah berikutnya selalulah memakai masker penutup hidung dan mulut.
Obat tradisional jika terjadi gangguan ISPA yang bisa segera didapatkan sesuai dengan bahan yang telah ada di dapur rumah adalah: 1. Memakan bawang putih yang dikepret lalu dituangkan satu sendok makan madu. 2. Memakan secara lalap tiga siung bawang merah mentah. Untuk menghindari menempelnya debu vulkanik pada kulit, segeralah memakai jaket yang bisa menutup permukaan kulit kita. Jika terjadi iritasi gatal pada kulit karena adanya kimia asam dari debu vulkanik, selalulah siram dengan air bersih pada permukaan kulit kita yang terkena debu vulkanik atau pada air bilasan, campurkan garam dapur 3 sendok makan untuk satu gayung air lalu bilaskan ke kulit kita. Untuk menjaga mata tidak terjadi iritasi, pakailah kacamata yang lebar lensanya. Jika mata sudah terjadi iritasi, mata anda mungkin agak gatal, janganlah mengucek mata dengan tangan, sebaiknya teteskan obat pencuci mata sebanyak tiga tetes, lalu kerdip-kerdipkan selanjutnya bilas dengan air minum dalam kemasan, ulangi sampai mata pulih kembali. Air tetes mata yang ada di permukaan mata untuk melincirkan debu mikro berbentuk kristal tajam sehingga tidak melecetkan kornea mata anda. Jika kondisinya lebih parah dan mata memerah, segeralah mendatangi dokter atau pihak yang ahli tentang kesehatan mata. Semoga ada manfaatnya. (Ashwin Pulungan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H