Lihat ke Halaman Asli

Ashwin Pulungan

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Lembar Jawaban UN 2013 Sangat Rugikan Peserta

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada pelaksanaan UN 2013 tingkat SMA, SMK dan Aliyah, diseluruh Indonesia terjadi permasalahan materi cetakan serta lembar jawaban UN yang sangat merugikan para siswa. Dari lembar jawaban ujian nasional (LJUN) yang kurang jelas cetakannya, bahkan ada yang hilang beberapa soal dalam satu lembar soal dan yang lebih parah lagi, dibeberapa propinsi banyak lembar soal yang difoto copi akibat lembar soal yang kurang dari percetakan. Akibatnya panitia pelaksana didaerah melakukan kerja tambahan untuk memfoto-copi lembar soal dan peluang kebocoran soal kana sangat berpeluang terjadi.

Yang lebih memperihatinkan adalah lembar jawaban soal yang sangat tipis jika dihapus dengan penghapus sering koyak, bahkan kualitasnya lebih rendah dari kertas hvs foto-copian 70 gr lalu kertasnya agak sedikit berbulu. Seandainya kertas itu dijadikan bahan foto-copian, maka yang terjadi adalah kertas itu akan berlengketan satu sama lain sehingga terjadi gangguan teknis pada mesin copian.

Kita ketahui bahwa lembar jawaban adalah yang terpenting bagi seluruh peserta UN pada lembar jawaban inilah penentuan lulus tidaknya seorang siswa dalam UN. Jika kualitas kertas lembar jawaban sangat rendah, akan terjadi gangguan yang fatal pada alat scanning dari mesin pemeriksa hasil UN. Jika kertas tersebut digunakan pada alat foto-copian saja sudah tidak memenuhi syarat apalagi pada mesin pemeriksa lembar jawaban UN. Karena jumlah lembar jawabannya sangat banyak dari seluruh Indonesia, maka dengan kertas berkualifikasi rendah dari lembar jawaban UN tersebut akan ada lembar-lembar yang tidak terperiksa (kertas berlengketan satu sama lain) oleh mesin pada posisi ini akan banyak siswa yang tidak lulus dan dirugikan, padahal siswa tersebut mungkin menjawab bagus dan benar pada lembar jawaban dan dia seharusnya lulus, karena alat mesin tidak mendatanya atau kacau mendatanya, maka dia dinyatakan dalam status tidak lulus.

Ada jawaban dari Humas Kemendikbud, nantinya semua LJUN akan dipindahkan oleh suatu team perguruan tinggi yang ditunjuk oleh ketua pelaksanan UN 2013 kedalam kertas jawaban yang lebih tebal dan baik kualitasnya kita semua sepakat menyatakan bahwa jawaban ini adalah jawaban sangat ngawur dari seorang Kepala Humas Kemendibud. Mengapa dari awal UN saja diberikan kualitas kertas yang baik dan memenuhi syarat pada lembar jawaban. Dana yang dikeluarkan pada UN 2013 bisa mencapai Rp. 600 Milyar lebih, tentu dengan dana sebesar itu telah dipersyaratkan dengan bahan kertas yang baik dan berkualitas. Mengapa disaat diserahkan pelaksanaan pencetakannya kepada perusahaan percetakan, kertasnya berkualitas sangat rendah tentu disini ada permainan kotor untuk mengambil untung yang sangat besar atau ada rencana manipulasi proyek UN antara oknum dari dalam Kemendikbud dengan perusahaan percetakan. Yang mengherankan, jika jawaban Kepala Humas Kemendikbud itu benar direalisasikan, maka pemeriksaan lembar jawaban adalah secara semi manual dan hal ini akan terjadi lagi permasalahan baru kemungkinan kuat adanya rekayasa pembetulan lembar jawaban siswa-siswi bisa terjadi.

Sampai hari ini (19 April 2013) UN 2013 untuk 11 propinsi yang tertunda sedang berjalan dan masih saja banyak sekolah yang belum mendapatkan bahan soal dan masih banyak pula sekolah yang menunda UN. Persoalan teknis yang disebabkan kacaunya manajemen pelaksanaan UN akan menyebabkan kualitas UN menjadi sangat rendah dan disana sini akan sangat banyak soal yang bocor, lalu banyaknya para pengawas UN yang membebaskan siswa-siswi melakukan kecurangan dalam menjawab soal UN atau kecurangan yang lebih parah yaitu guru menyediakan sms jawaban untuk para muridnya. Kalau ini yang terjadi, maka pendidikan kita sudah dicemari dengan ketidak jujuran, kemunafikan, kebohongan serta bibit manipulasi disyahkan didalam sekolah serta desetujui oleh para guru. Dalam posisi ini UN telah menjadi momentum pengrusakan berbiaya mahal sebagai penghancur pendidikan Nasional dan melanggar UUD 1945.

Tidaklah salah kalau banyak orang tua murid mengatakan bahwa UN ini adalah merupakan ajang ujian-ujianan, tipu-tipuan, bohong-bohongan, kepura-puraan, contek-contekan serta lulus-lulusan. Yang semuanya penuh dengan serba kepalsuan. Sangat disayangkan dana yang begitu besar dari APBN untuk pelaksanaan UN ini selalu berpeluang besar menjadi ajang bancakan gaya srigala dari para oknum petinggi di Kemendikbud dan perusahaan percetakan untuk memperkaya diri dan kelompok secara terhina dan haram. (Ashwin Pulungan)

Tulisan terkait :

-          Ujian Norak (UN) Nasional 2013 Yang Amburadul

-          Pendidikan Nasional Yang Amburadul

-          Mencontek Massal Maling Massal Kedepan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline