Lihat ke Halaman Asli

Ashwin Pulungan

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Bom Waktu Flu Burung Di Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

134631860093350735

Seorang pakar biomolekuler Universitas Airlangga CA Nidom mengatakan bahwa Avian Influenza (AI) bisa menjadi bom waktu di Indonesia. Sumber penularan bisa berasal dari hewan unggas yang telah terinfeksi AI. Virus AI ini sangat cepat melakukan mutasi gen, apabila terkena pada manusia dan melakukan mutasi gen maka virus H5N1 akan terjadi penularan antar manusia. Apabila ini telah terjadi maka penularan selanjutnya akan lebih mudah cepat merambah kepada manusia. Demikian dikatakan oleh CA Nidom di kompas.com yang juga sebagai anggota Avian Influenza-zoonosis Research Center dari Universitas Airlangga.

Selama ini, berdasarkan catatan WHO-Organisasi Kesehatan Dunia, selama 2012 ada sebanyak delapan kasus Flu Burung di Indonesia yang berakhir dengan kematian. Menurut WHO merupakan jumlah tertinggi didunia dibandingkan dengan negara Banglades, Kamboja, Vietnam, China dan Mesir. Sejak kasus flu burung tahun 2005 di Indonesia telah terjadi 159 kematian dari 191 kasus flu burung. Penyebab kematian ini adalah karena keterlambatan pengobatan dan pertolongan setelah 48 jam sejak gejala awal flu burung.

[caption id="attachment_202982" align="aligncenter" width="462" caption="Siklus Avian Influenza (AI) atau Flu Burung"][/caption]

Angka yang sangat besar terhadap penyakit flu burung ini dan membuat Indonesia sebagai yang tertinggi didunia, sebenarnya masih belum akurat mengingat dari data manusia Indonesia yang pernah tercatat sebagai penderita flu burung sebenarnya masih dalam setatus Suspect flu burung. Entah mengapa sebagian angka suspect flu burung itu menjadi nyata sebagai pengidap flu burung. Pada waktu itu, memang dunia memberikan banyak bantuan keuangan yang sangat besar untuk penanganan dan penanggulangan flu burung di Indonesia. Apakah mungkin para pejabat Indonesia dikala itu hanya untuk mendapatkan bantuan keuangan sehingga angka suspect menjadi nyata positif sebagai penderita mengidap flu burung ?

Selalu yang terjadi apabila yang dilakukan oleh para Dinas Peternakan jika ada penanggulangan flu burung yang menjadi sasaran adalah unggas yang dimiliki rakyat. Cara ini adalah keliru, karena yang paling mendasar dan sebagai biangnya penyakit flu burung adalah berasal dari perusahaan Breeding Farm dari para perusahaan PMA dan PMDN. Para breeding farm inilah yang seharusnya menjadi sasaran penanggulangan flu burung oleh pemerintah.

Gejala flu burung pada umumnya sama dengan flu biasa yang pernah kita derita. Dari beberapa penelitian terhadap kasus yang pernah terjadi pada tahun 1999 menunjukkan adanya berbagai variasi gejala berupa :

1. Demam dengan panas tinggi sekitar 39 derajat Celcius, 2. Batuk-batuk, 3. Lemas dan selera makan menurun, 4. Sakit tenggorokan bisa mengarah meradang, 5. Sakit kepala, 6. Tidak nafsu makan, sebagai dampak dari kondisi yang nenurun, 7. Muntah-muntah, 8. Sakit dan nyeri-nyeri perut, 9. Sakit dan nyeri-nyeri sendi, 9. Diare, 10. Infeksi selaput mata (conjunctivitis) 11. Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni terjadinya sesak napas hebat, menyebabkan kadar oksigen merendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu telah menyebar ke paru-paru serta menimbulkan peradangan paru-paru (pneumonia).

Bagaimana penanggulangan Flu burung di Indonesia ?

  1. Seluruh instansi pemerintah seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan serta lembaga-lembaga penelitian virus lainnya harus dilibatkan secara terorganisir rapi sehingga didapat peta penyakit sebenarnya sedang berada dimana serta hewan apa saja yang telah terkontaminasi flu burung,
  2. Lakukan pengawasan dan pemberantasan secara tersistem sehingga perkembangan virus apalagi mutasi gen bisa dilokalisir dan diperlambat,
  3. Periksa seluruh Breeding Farm para perusahaan unggas di Indonesia baik itu para perusahaan PMA maupun PMDN secara simultan dan berkesinambungan. Penyakit flu burung yang sering terjadi di Indonesia dan merupakan biangkerok flu burung adalah di banyak perusahaan Breeding Farm (BF). Karena security di BF sangat ketat, maka tidak bisa setiap orang/wartawan bisa masuk kelokasi BF. Banyak terjadi di BF kasus penyakit flu burung serta kematian yang tinggi akan tetapi selalu ditutup-tutupi oleh perusahaan agar tidak ketahuan sebagai sumber penyakit flu burung,
  4. Apabila beberapa BF ketahuan selama ini menyimpan penyakit flu burung atas dasar menutupi kelemahannya, maka pemerintah menindaknya dengan sangat tegas, hal ini berguna untuk keselamatan jangka panjang ekonomi Indonesia,
  5. Periksa semua peternakan Babi di Indonesia yang dekat dengan peternakan unggas, karena babi bisa secara mudah merupakan sebagai buffer mutasi gen virus flu burung dari unggas,
  6. Bila penyakit flu burung ini sudah ada yang terkena pada manusia Indonesia, harus diteliti secara akurat sehingga jelas mana yang suspect dan mana yang positif flu burung. Jangan seperti selama ini, antara yang suspect dangan yang positif flu burung berbaur,
  7. Indonesia sudah harus memiliki vaksin flu burung produksi sendiri karena preparatnya diambil dari penyakit yang ada di Indonesia, sehingga produksi vaksin tersebut akan sangat ampuh untuk menanggulangi flu burung di Indonesia.

Sangat perlu tindakan serius dari pemerintah Indonesia untuk mau melakukan perubahan dalam menghadapi penyakit flu burung yang akan mengancam seluruh masyarakat Indonesia apabila ledakan bom flu burung terjadi. Oleh karena itu mulai sekarang jajaran Kementerian terkait sudah seharusnya mengantisipasi dan juga melakukan gerakan aktif dari kemungkinan bom waktu flu burung ini. (Ashwin Pulungan)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline