Lihat ke Halaman Asli

Ashwin Pulungan

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Reshuffle Kabinet Indikasi Kuat Kegagalan

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Ashwin Pulungan

Beberapa hari ini kita disajikan berita visual melalui banyak media tentang berlarut-larutnya serta lambannya reshuffle kabinet yang sedang dilakukan oleh Presiden SBY di Cikeas rumah kediaman pribadinya. Reshuffle yang amat lelet ini, sekaligus sangat menyita dan menghamburkan energi masyarakat serta berfluktuatif secara negatif  dalam ekonomi Nasional terutama terhadap beberapa transaksi di bursa saham kita. Kabinet hasil reshuffle ini, nantinya hanya berumur kalender selama 3 Tahun dan umur tersebut akan lebih singkat bila diukur dari sisi efektifnya sehingga hanya menjadi 2,3 tahun saja lagi.

Pertanyaan kita efektifkah reshuffle kabinet saat ini yang dilakukan SBY ? serta faedah apa yang bisa didapat dalam perubahan koalisi ? serta manfaat apa yang bisa dirasakan rakyat secara langsung sampai dengan 2 tahun mendatang ? Memperhatikan serta mengamati budaya dari kinerja Kabinet serta Koalisi selama ini, jawabannya adalah akan tidak efektif dan tidak akan ada manfaatnya bagi rakyat apalagi waktu efektif hanya tinggal 2 tahun mendatang.

Periode mengambang dalam reshuffle kabinet serta permasalahan koalisi yang telah dipamerkan SBY bersama para pengikutnya adalah hanya untuk menutupi ketidak mampuan SBY selama ini dalam membentuk Kabinet Indonesia Bersatu sekaligus menampakkan kegagalan SBY. Seolah-olah biangkerok selama ini adalah pada permasalahan koalisilah yang menghambat kinerja SBY bersama para Menteri Kabinet yang berasal dari Partai koalisi. Koalisi banyak Partai dalam suatu negara merupakan kejahatan terselubung kepada rakyat dan negara yang dapat berwujud KARTELISASI PARTAI (Aspirasi dan kehendak serta persoalan rakyat dikesampingkan semata untuk kepentingan Partai).

Mengenai perekrutan Wakil Menteri, ini adalah suatu kemubaziran dalam manajemen pemerintah sehingga peran para Dirjen akan saling berbenturan dengan Wakil Menteri. Selama ini para Dirjen karir inilah yang berperan untuk mewakili Menteri dalam bidangnya masing-masing. Penambahan Wakil Menteri ini jelas akan menambah beban APBN kedepan disamping tidak efektif keberadaannya, karena fungsi karir dapat dilaksanakan oleh jabatan setingkat Dirjen. Reshuffle yang dilakukan SBY masih berkutat dalam rangka pikir koalisi apalagi reshuffle ini dilakukan menjelang akhir jabatan SBY yang hanya tinggal 2 tahun kedepan sehingga berkesan kuat SBY hanya mengulur waktu agar SBY tidak dijatuhkan rakyat yang sudah tidak percaya lagi kepadanya sebelum 2014 mendatang.

Kita bersama sangat menyayangkan SBY yang telah diberikan oleh rakyat jabatan Presiden untuk kedua kalinya tidak dimanfaatkan oleh SBY dengan arif dan baik untuk mengukir tinta emas karirnya bagi bangsa Indonesia. SBYtelah menyia-nyiakan waktu selama ini untuk serius mensolusi tingkat kesejahteran rakyat serta permasalahan ekonomi Indonesia yang bisa secara nyata dapat mengurangi kemiskinan dengan mengkondisikan secara kondusif mengenai sektor ril dimana ekonomi rakyat banyak didalamnya.

Perioritas pemerintah dalam 2 tahun mendatang adalah segera mensolusi perekonomian nasional selanjutnya mengefektifkan serta mengefisiensikan perbankan Nasional membuka peluang ekspor yang luas dan terstruktur yang dapat melibatkan eknomi sektor ril kemudian pemerintah harus cepat memperbaiki infrastruktur ekonomi agar ekonomi biaya tinggi didalam negeri dapat ditekan semaksimal mungkin. Kemudian Pemerintah harus mampu mengantisipasi dampak serius dari KRISIS EKONOMI AS & EKONOMI EROPA  kepada ekonomi Indonesia (Jika tidak mampu diantisipasi, Krisis yang akan terjadi di Indonesia akan lebih parah dari krisis ekonomi Indonesia tahun 1998 yang lalu).

Selanjutnya pemerintah harus cepat membenahi sektor pendidikan Nasional SMP, SMA serta Perguruan Tinggi agar seluruh masyarakat dapat menikmati kesempatan pendidikan berbiaya murah terjangkau seluruh rakyat dan rasional dengan mengefektifkan realisasi 20% biaya pendidikan dari APBN. (AshwnP)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline