Lihat ke Halaman Asli

Ashwin Pulungan

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Gaya Kampungan Para Anggota DPR-DPRD Kita

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gaya kampungan adalah seorang yang selalu bergaya hidup untuk selalu memamerkan aksesoris mahal dan mewah yang dia pakai untuk menutupi kekurangan yang selama ini dia alami. Sehingga berkompensasi untuk berniat kuat memamerkan harta mewah yang telah dia miliki untuk mendapatkan penghormatan dan kekaguman dari orang lain kepadanya. (Ashwin Pulungan)

Sebelum para wakil rakyat kita menjadi anggota DPR/DPRD, semua masyarakat tahu bahwa mereka berpakaian sepantasnya, wajar, tidak terlalu menyolok, kendaraan yang dipakai sesuai dengan tingkat kewajaran kehidupan lingkungan. Setelah mereka bisa menjadi anggota DPR/DPRD atas dasar mengemis-ngemis suara kepada rakyat dalam kampanye PEMILU (ajang pentas penipuan rakyat), dalam 2 bulan pertama menjadi anggota, sudah mulai nampak perubahan aksesoris yang mereka pakai. Baju, tali-pinggang, jam tangan, sepatu sudah mulai yang bermerek terkenal. Sudah mulai makan siang ketempat makan bergensi, dimana tadinya biasa makan di warteg, warung nasi padang, warung lotek, warung pecal. Fenomena seperti inilah yang sering disaksikan masyarakat terhadap para anggota DPR/DPRD dan keluarganya.

Menyaksikan suatu acara TV pagi ini 29 Februari 2012, saya tertawa melihat ada dua orang anggota DPR yang mewakili semua anggota DPR lainnya mereka berargumentasi, bahwa mereka di DPR ada yang mewakili rakyat golongan menengah maka tampilannya harus begini, ada anggota DPR yang mewakili rakyat tingkat atas maka tapilan dan gayanya harus mewah dan beda lagi tampilan wakil rakyat yang mewakili rakyat bawah. Saya terhenyak mendengar argumentasi ini, bahwa di DPR sudah terjadi pola pikir KASTANISASI dalam mewakili rakyat di Indonesia. Sejak kapankah adanya kastanisasi ini di komunitas para anggota DPR/DPRD kita ? Kalau ini benar, maka pantaslah kita sering menyaksikan kebodohan dan ketololan para anggota DPR selama ini dalam menanggapi kondisi perubahan negatif yang terjadi dinegeri ini. Sangat berbahaya bangsa Indonesia apabila hal ini benar terjadi sehingga bedampak kepada produksi hukum yang mereka hasilkan. Pertanyaan kita, berapa persentase anggota DPR yang mewakili rakyat tingkat atas, berapa persen yang mewakili rakyat tingkat menengah, berapa persen yang mewakili rakyat tingkat bawah.Tidakkah ini sebagai kenyataan bahwa para anggota DPR kita telah menipu konstituennya yaitu rakyat yang dahulu terlanjur percaya terhadap kampanye yang disampaikannya pada masa lalu ?

Kebanyakan rakyat saat ini berada pada tingkat kehidupan yang sangat menderita, dimana beban biaya hidup yang semakin mahal, apalagi bulan April 2012 akan direalisasikan kenaikan harga BBM yang akan berdampak nyata kepada naiknya beban biaya hidup masyarakat. Teganya para anggota DPR/DPRD kita memamerkan pola kehidupan mewah diantara rakyat yang dia wakili mayoritas miskin kehidupannya. Kalau sudah begini pantaskah mereka kita daulat menjadi wakil rakyat, tidakkah mereka ini adalah golongan orang yang lupa diri sengaja menyakiti hati rakyat yang dia wakili ?

Pantaskah kedepan kita semua akan patuh kepada pelaksanaan pemilihan umum untuk hadir pada ruang pemilihan untuk memilih orang yang pasti membohongi kita. Jawabannya adalah TIDAK !!!!!! (Ashwin Pulungan)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline