[caption id="attachment_161312" align="aligncenter" width="324" caption="Kemarahan Rakyat Sudah Tahap Memuncak"][/caption]
Memperhatikan Iklan Partai Demokrat yang mengatakan "Tiiiidaaak untuk Korupsi" kenyataannya banyak petinggi Partai Demokrat yang terlibat korupsi. Maka sekarang ucapan iklannya tinggal dibalik saja, "Katakan Tiiiidaaaaak Partai Demokrat". Katakan Tidak Pada (hal) Korupsi (kemunafikan yang sempurna). Berpura-pura memberantas Korupsi lalu diklankan secara gencar diseluruh media Nasional.
Sangat prihatin bila kita menyimak kelakuan para petinggi PD yang masih saja ngotot berkilah untuk menutupi yang salah, yang busuk padahal kesalahan dan kebusukan itu sudah sangat gamblang transparan dimata masyarakat banyak diseluruh Indonesia bahkan dunia.
Diawali dengan Bendahara Umumnya Nazaruddin yang teman dekat/sobat kental Ketua Umum Anas Urbaningrum (AU) dipermalukan dahulu diluar negeri atas proses penangkapannya, lalu sampai ditahan KPK sampai saat ini. Pengungkapan Nazaruddin atas beberapa nama yang terkait dengan manipulasi proyek APBN Wisma Atlet, jajaran petinggi PD termasuk Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum, Mirwan Amir, Andi Malaranggeng telah dikumandangkan Nazaruddin pada awal pelariannya. Bahkan dalam proses persaksian Mindo Rosalina Manulang dan Yulianis, telah membeberkan nama-nama petinggi PD tersebut akan tetapi oleh tim penyidik KPK, ada kesengajaan tidak didalaminya keterangan saksi tersebut dan anehnya penyidik KPK melakukan penyidikan bukan di kantor KPK akan tetapi di sebuah kamar Hotel Ritz Carlton dalam pembuatan "Berita Acara Pemeriksaan" (terungkap dalam persidangan Nazaruddin). Ada apa dengan KPK saat ini ?
Belum lagi kasus proyek APBN Hambalang (PedomanNEWS.com) Ignatius Mulyono, sebagai anggota DPR-RI Komisi II DPR-RI dari Fraksi Demokrat, yang juga Ketua Badan Legislasi DPR-RI kembali buka suara, "Saya diminta Anas Urbaningrum dan M. Nazaruddin untuk mengambil surat tanah proyek Hambalang, tahun 2009" katanya dalam wawancara dengan Metro TV, Jumat (17/11/2011). Kepada Koran Tempo, Ignatius Mulyono mengatakan bahwa dia diminta Anas dan Nazar karena kedekatannya dengan Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto, " "Saya dan Pak Joyo itu sama-sama (anggota) tim sukses SBY saat 2004," ujar Mulyono.
Proyek Hambalang dibangun pada 2010 di atas lahan seluas 30 Hektare. Sumber dana proyek senilai hampir Rp 1,2 triliun ini berasal dari Kementerian Pemuda dan Olahraga yang menterinya Andi Malarangeng, yang juga sebagai elit Partai Demokrat. Kasus ini muncul setelah M. Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, mengaku ada aliran uang ke Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun lalu senilai Rp 50 miliar. Duit ini berasal dari PT Permai Group, salah satu perusahaannya, yang ikut mengelola proyek Hambalang. Selanjutnya AU dan para petinggi Partai Demokrat diduga terlibat berbagai korupsi dalam 30 proyek APBN lainya yang bernilai lebih dari Rp.6,1 triliun.
Tidak hanya PD yang bermasalah, akan tetapi semua PARTAI yang ada di Indonesia saat ini memiliki permasalahan manipulasi korupsi sesuai dengan kapasitas Partai masing-masing dan belum saja diungkap tuntas. Saya tidak percaya lagi kepada semua Partai yang ada di Indonesia saat ini.
Kalau sudah demikian, mau dibawa kemana Indonesia beserta rakyatnya ?
Salam benahi dan selamatkan secepatnya Indonesia dari gerayangan para pemimpin Maling. (Ashwin Pulungan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H