Penulis baru tahu apa yang dilakukan Ibu Risma yang nama lengkapnya Tri Rismaharini, melalui beberapa liputan media TV tentang dirinya. Sayangnya liputan itu adalah liputan masa lalu yang terjadi tidak saat ini. Coba perhatikan, disaat ada kebakaran di kota Surabaya, Risma berlari-lari sambil terengah-engah layaknya seperti petugas pemadam kebakaran membantu untuk mensolusi pada tempat kejadian kebakaran. Ibu Risma kan, seorang Walikota Surabaya dia orang nomor satu untuk kota Surabaya kok mau bersusah payah seperti petugas dan sesekali sebagai pimpinan pemadam kebakaran dilokasi kejadian memberikan komando ? Kemana semua jajaran para Kepala Dinas terkait bawahan Ibu Risma dalam manajemen Pemda Kota Surabaya ? Mungkinkah para jajaran PNS Dinas terkait tidak terbiasa atau sungkan karena tidak terbiasa melakukan seperti yang dilakukan Ibu Risma sang Walikota ? Atau apa ? Mungkin saja para Kepala Dinas (Kadis) terkait masih merasa budaya manja pada masa beberapa Walikota yang lalu layaknya bagai raja-raja kecil yang sikapnya tidak sebagai public service yang suka menterlantarkan atau mempersulit rakyatnya ? Malah para Kadis waktu dulu gemar menonton kerusakan infrastruktur kotanya sendiri sambil lewat dalam kerusakan itu.
[caption id="attachment_312660" align="aligncenter" width="525" caption="Maju terus berpantang mundur (AllahHu Akbar !!!!!)"][/caption]
Ketika ada permasalaan drainase malah Bu Risma masuk dan memeriksa berbagai parit kota sehingga sempat hampir terjatuh dan tangannya terkilir. Kemudian Bu Risma agak marah dan datang langsung ke TKP ketika ada realisasi pembangunan pusat perbelanjaan yang salah peruntukannya lalu membatalkan pembangunan tersebut. Sayang semangat Bu Risma yang besar dan tulus itu tidak mendapat dukungan yang spontan serta heroik dari para karyawan PNS Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terutama dari para Kepala Dinas terkait.
Itulah sekelumit ibadah ikhlas dari berbagai ikhtiar ikhlas lainnya yang cukup besar dan nyata terwujud sampai kini dari seorang Ibu Risma sang Walikota. Memang niat baik serta ibadah yang ikhlas lalu bercita-cita mensejahterakan rakyat banyak semata beribadah kepada Allah SWT., pastilah mendapatkan tantangan dan ujian yang berat pula dari berbagai manusia yang dengki, manusia berbudaya korupsi-kolusi, dari berbagai nafsu kapitalis yang gantung tertunda, bahkan yang halus dari setan serta iblis yang menggoda dan mengganggu. Berbuat baik kepada lingkungan pasti akan mendapatkan ujian dan gangguan dari berbagai pihak yang dengki serta irihati. Sebenarnya hakikat ujian itu adalah untuk lebih memotivasi Bu Risma agar lebih tegar dan kuat lagi untuk menghadapi semua cobaan itu. Ingat Bu Risma, disaat awal mendaulatkan diri mau menjadi Walikota Surabaya, tentu segala cobaan dan rintangan sudah sangat dalam difikirkan serta sudah memiliki kiat untuk bisa arif bijaksana mensolusinya.
Penulis berkeyakinan, hampir semua masyarakat Kota Surabaya termasuk para anak-anak sangat mencintai Bu Risma karena rakyat sudah bisa merasakan adanya perubahan yang lebih baik terhadap berbagai fasilitas dan infrastruktur kota bahkan akan bisa menuju mengalahkan keindahan dan kebersihan kota Singapura dari pengakuan tulus dan polos turis Singapura sendiri.
Memang Bu Risma sebagai Walikota Surabaya, belum berjalan manajemen Pemdanya karena irama kerja Bu Risma tidak bisa diikuti oleh seluruh Kadis Pemkot Surabaya. Berkesan one woman show, akan tetapi perubahan besar terhadap kota Surabaya nyata bisa disaksikan.
Memperhatikan gesture Bu Risma yang sampai menangis ketika diwawancarai dalam acara Mata Najwa ketika ditanyakan "apakah Bu Risma akan mengundurkan diri sebagai Walikota Surabaya ?" penulis melihat ada sesuatu yang memberatkan dan menyakitkan perasaan Bu Risma yaitu, tentang dilantiknya secara sepihak seorang Wakil Walikota bernama Wisnu Sakti Buana (WSB) tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan Bu Risma dan WSB sebagai Ketua DPC PDIP Kota Surabaya dan sebagai wakil ketua DPRD Surabaya ketika itu adalah biangkerok yang mengusulkan Bu Risma dilengserkan/dimakzulkan diawal tahun 2011. Inilah yang membuat gundah-gulananya Bu Risma, bagaimana bisa orang yang membenci Bu Risma dan tidak mungkin bisa sinergi, dijadikan sebagai Wakil Walikota untuk mendampingi Bu Risma. Mengapa ini bisa terjadi ? Lalu mengapa Ibu Megawati SP sebagai Ketum PDIP serta para petinggi partai tidak mampu mensolusi permasalahan Walikota Surabaya bahkan ada indikasi pembiaran ? Layaknya bagai sengaja mencampur minyak dan air. Padahal kinerja Bu Risma yang didukung juga oleh PDIP sudah berjuang keras untuk membela dan mengisi nilai citra baik bagi PDIP.
Usulan penulis kepada Bu Risma sang Walikota Surabaya : "Bu Risma jangan mau mengundurkan diri dari jabatan Walikota yang sudah diniatkan semula dahulu, karena seluruh rakyat Surabaya masih berharap adanya keihklasan ladang ibadah tulus dari Bu Risma untuk membenahi kota Surabaya lebih baik lagi".
Memang ada kepentingan rendahan dari berbagai partai serta berbagai pihak kapitalis kota dan propinsi di Jawa Timur yang berkaitan dengan fulus manipulasi dan komisi untuk memenuhi birahi kantong kelompok dan pribadi, semua itu abaikan saja. Seperti Pembangunan jalan tol ±25 Km, ±Rp.10 Triliun Bundaran Waru-Tanjung Perak, berbagai proyek pada jalur hijau yang akan dibangun fasilitas publik komersial serta berbagai Pembangunan Mall yang akan lebih memiskin rakyat. Kita harus berprinsip Khafilah tetap tegar berlalu.
Segera harus dilakukan oleh Bu Risma dalam perencanaan yang sudah ada, yaitu :
- Ganti segera semua para pejabat Kepala Dinas yang tidak bisa mengikuti irama kerja serta perencanaan dari Walikota Surabaya agar manajemen Pemkot bisa berjalan dan Bu Risma tidak terlalu letih fisiknya dalam bertugas,
- Lanjutkan secara seksama pembenahan dan penanggulangan penutupan berbagai lokalisasi tempat maksiat dengan berbagai solusinya yang manusiawi agar bisa lebih bisa menyelamatkan martabat masyarakat kota Surabaya,
- Lanjutkan Sistem lelang terbuka secara on-line dan transparan bagi setiap proyek Pembangunan Pemkot di situs www.surabaya.go.id, agar terwujud perolehan efisiensi Pembangunan yang ideal. Jika ada sisa dari efisiensi realisasi anggaran APBD dan APBN bisa diunggah oleh seluruh masyarakat sebagai pengawasan dan bisa masuk untuk dijadikan rencana anggaran ditahun berikutnya,
- Segera benahi manajemen Kebon Binatang Surabaya (KBS) dengan memasukkan tim kepemimpinan baru yang berkinerja dan berdedikasi tinggi untuk mengembalikan citra KBS dimata Nasional dan dunia. Karena sempat KBS divonis sebagai Kebon Binatang terkejam didunia.
- Lanjutkan berbagai kreatifitas pembenahan Kota Surabaya serta manajemennya menuju standard kota terbaik dunia.