Oleh : Ashwin Pulungan
Setiap kejadian kecelakaan pesawat terbang di dunia, semua lembaga pengungkapan kecelakaan pesawat selalu meributkan dalam pencarian suatu benda yang sangat penting dalam setiap pesawat terbang yaitu "Black Box". Black Box selalu ditempatkan pada posisi dibawah badan pesawat bagian belakang yang selalu dipandang para designer pesawat merupakan tempat yang paling aman bagi setiap pesawat terbang apabila mendapatkan kecelakaan fatal, agar Black Box tidak mengalami kerusakan yang parah dan mengakibatkan semua data dalam Black Box tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan data pengungkap kecelakaan sebuah pesawat.
Berita tentang kehilangan pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 (Boeing) yang sampai hari ini sudah mencapai 28 hari setelah kejadian pada tanggal 8 Maret 2014 jam 02.40 waktu setempat masih saja beritanya belum menemukan serpihan maupun potongan pesawat. Bisa dikatakan pencarian pesawat MH370 merupakan pencarian yang paling besar dan paling mahal dalam sejarah penerbangan dunia dengan melibatkan banyak peralatan canggih dan mutakhir ada 57 kapal laut serta 48 pesawat terbang serta melibatkan pula 25 negara, bahkan penginderaan satelitpun tidak berdaya. Kalaulah benar pesawat jatuh pada lokasi wilayah Lautan Hindia, betapa sulitnya untuk mendapatkan Black Box mengingat gelombang yang besar, badai yang selalu muncul dan dalamnya lautan tersebut. Hanya untuk mendapatkan Black Box di lautan, biaya dan tenaga yang dikorbankan betapa besarnya dan betapa sulitnya.
Semua peralatan canggih yang telah dikerahkan selama pencarian MH370 tidak ada satupun yang bisa memberikan data secara akurat tentang kecelakan tersebut. Sehingga sangat banyak analisa praduga bermunculan dari berbagai pihak yang membuat kesedihan berfluktuasi kepada setiap keluarga penumpang. Mengamati kecelakaan MH370 saya sebagai penulis atau banyak para pembaca berkesimpulan bahwa semua peralatan canggih yang dimiliki manusia saat ini adalah teknologi yang masih belum maksimal seperti yang kita kehendaki dan bisa juga dikatakan masih sebagai teknologi tertinggal.
Sebenarnya ada cara perekaman data melalui Black Box yang bisa direkam secara audio visual yang selama ini tidak dilaksanakan oleh setiap para produsen pesawat terbang. Black Box pada umumnya masih saja menempel pada pesawat dan data hanya bisa mengungkap apabila kotak Black Box bisa ditemukan.
Penulis mengusulkan kepada semua para produsen pesawat terbang, agar semua data baik secara audio maupun visual yang selama ini bisa direkam oleh alat Black Box, bisa di onlinekan melalui internet hanya kepada maskapai penerbangan yang bersangkutan dengan password tertentu layaknya kita memiliki Email sendiri yang secara terus menerus mendapat kiriman data dari Balck Box. Sehingga semua data audio visual dari setiap pesawat apakah pesawat penumpang maupun pesawat militer atau pesawat pribadi sekalipun, bisa direkam secara online sistem dari sejak akan take off sampai mengudara hingga mendarat ke bandara tujuan direkam online setiap saat secara lengkap untuk setiap pesawat itu beroperasional. Apabila usulan ini bisa diterima oleh setiap produsen pesawat terbang, maka kita tidak usah lagi bersusah payah untuk mencari Black Box kini dan dimasa mendatang cukuplah kita hanya menyelamatkan dan mengamankan para korban kecelakaan pesawat saja.
Inilah usulan yang bisa penulis sampaikan kepada setiap perusahaan industri pesawat terbang dunia semoga bisa bermanfaat untuk kebaikan dan keselamatan seluruh penerbangan dunia. Usulan ini sudah ditujukan juga kepada perusahaan Boeing Commercial Airplanes yang ada di Amerika Serikat, Airbus, Lockheed Martin Corporation, Bombardier dan produsen aircraft lainnya. (Ashwin Pulungan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H