Lihat ke Halaman Asli

Ashwin Pulungan

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Panglima Tertinggi Harus Turun Tangan

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14049011731288431910

Memperhatikan pemberitaan TV sejak pagi hari hingga pukul 17.00 wib hari ini tanggal 9 Juli 2014, saya agak terkejut disaat rata-rata 70%-80% data yang masuk dari beberapa Lembaga Survey, pihak Jokowi-Jk terlalu percaya diri melakukan pengumuman atas kemenangannya. Lalu setelah itu dimana data-data masuk sebanyak 95%-100% dari masing-masing Lembaga Survey, pihak Prabowo-Hatta, melakukan pengumuman atas kemenangannya. Artinya ada dua pihak calon yang yang masing-masing mengklaim menyatakan dirinya sebagai pemenang.

Hal diatas bagi kita, bisa mengundang bahaya kemarahan dari masing-masing pihak terutama dipihak akar rumput. Saya sangat berharap dibeberapa daerah tidak terjadi hal-hal yang bertentangan dengan gangguan keamanan Indonesia. Untuk ini, kita sebagai rakyat sangat berharap aparat keamanan baik Polisi maupun TNI selalu waspada menjaga keutuhan keamanan Nasional sampai adanya pengumuman resmi KPU tentang siapa yang dinyatakan dengan resmi dan syah secara hukum pemenang peserta Pilpres 9 Juli 2014.

Penulis sangat mengharapkan dalam beberapa waktu ini, tidak ada upaya-upaya dari masyarakat untuk menyatakan secara demonstratif didepan khalayak publik dengan pengerahan massa tentang pemenangan masing-masing pihak baik antara Parabowo-Hatta maupun Jokowi-Jk. Jika ini yang terjadi maka friksi serta benturan tidak akan terelakkan diantara kedua pihak yang bisa menimbulkan gangguan keamanan rakyat pada berbagai wilayah NKRI.

[caption id="attachment_332866" align="aligncenter" width="505" caption="Tidak tertutup kemungkinan adanya provokasi dari pihak asing untuk mengacaukan ketertiban dan keamanan Indonesia yang kaki tangan mereka sudah ada didalam negeri kita sendiri selama ini."][/caption]

Kita semua melihat dan menyaksikan bagaimana antusiasnya rakyat turut serta dalam Pilpres 2014 kali ini, bahkan terlihat banyak para pemilih yang tadinya sering golput malah sekarang menyatakan dirinya untuk turut serta memilih pilihannya walaupun disaat-saat terakhir waktu berakhirnya pelaksanaan di TPS pada berbagai tempat diseluruh wilayah Indonesia.

Penulis mensinyalir dengan adanya saling klaim sebagai pemenang Pilpres 2014, bisa dijadikan oleh satu pihak peserta Pilpres sebagai dasar menyatakan adanya kecurangan pada pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 ini. Apalagi satu pihak sudah menyatakan beberapa hari sebelum Pilpres 2014, didepan publik bahwa mereka bisa kalah hanya dengan adanya kecurangan. Artinya mereka tidak bisa dikalahkan dan pasti menang. Malah pernyataan ini, bisa mengundang dan memicu permasalahan baru dalam gangguan keamanan Nasional.

Oleh karena itu penulis sangat berharap semua pihak terkait  dalam bidang sosial, politik serta Keamanan Nasional dalam Pemerintahan SBY turun tangan untuk bisa menjelaskan hasil sementara berdasarkan Quick Count dari beberapa Lembaga Survey yang paling bisa dipercaya hasil hitungannya serta diambil rata-ratanya. Atau tinggalkan semua Quick Count lalu andalkan Real Count manual yang resmi dari KPU. Tentunya Panglima tertinggi segera turun tangan mengambil inisiatif untuk meredakan segala kemungkinan perpecahan yang bisa terjadi dalam masyarakat. Tidak tertutup kemungkinan adanya provokasi dari pihak asing untuk mengacaukan ketertiban dan keamanan Indonesia yang kaki tangan mereka sudah ada didalam negeri kita sendiri selama ini.

Demikianlah penulis bisa menyampaikan pemikirannya, bisa saja hasil Quick Count direkayasa untuk kepentingan tertentu. Kepada semua pihak agar keutuhan persatuan bangsa Indonesia tidak terpecah belah hanya sebagai dampak dari Quick Count atas dasar angka statistic itu. (Ashwin Pulungan)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline