Lihat ke Halaman Asli

Dewi Dora

sudah lama sekali sejak terkir saya berkunjung

J&T di Daerah 3T Berasa Tetanggaan dengan Mal dan Gramedia

Diperbarui: 18 Desember 2019   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Lahir pada tahun 1995 dan membesar di sebua kota yang masuk dalam kategori daerah 3T, membuat saya merasakan beberapa dampak perubahan revolusi industri dan teknologi terutama dibidang logistik. Daerah-daerah yang masuk dalam kategori daerah 3T biasanya mengalami banyak kendala dalam hal pendistribusian logistik, terutama pendistribusian bahan bacaan.

Maka jangan heran jika teman-teman banyak menemukan artikel atau berita-berita tentang kurangnya bahan bacaan atau masalah-masalah lainnya yang berhubungan dengan bacaan dan membaca di daerah-daerah yang tergolong dalam kategori daerah 3T.

Sejak lancar membaca, saya sudah sangat menyukai buku, saya rela menabung uang jajan saya untuk membeli buku bacaan baru. Di tempat saya tepatnya kabupaten Lembata tidak terdapat toko buku bersekala besar dengan koleksi yang lengkap, toko buku ditempat saya hanyalah kios sembako kecil yang kebetulan juga menjual beberapa buku.

Waktu SD saya sering mengunjungi kios tersebut, setiap hari sabtu saya akan ke kios tersebut untuk membeli beberapa buku dongeng pengantar tidur dan majalah anak-anak, oh btw majalah bobo merupakan majalah fovorite saya. Karena terlalu sering mengunjungi  kios tersebut membuat saya memiliki semua judul buku anak-anak yang dijual di sana bahkan kadang saya memiliki lebih dari satu buku dengan isi yang hampir sama.

Hal itu membuat saya menahan diri untuk tidak mengunjungi kios tersebut dalam kurun waktu yang lama dan menabung lagi uang jajan saya, agar nanti saya bisa membeli banyak bacaan baru. Setelah kurang lebih 3 bulan, saya mengunjungi kios itu lagi, tetapi sayang belum ada koleksi baru yang bisa saya daptkan dikarenakan belum ada kapal barang yang masuk.

Jadi pada waktu itu akan ada barang baru jika ada kapal barang yang masuk dan itu membutuhkan waktu yang lama untuk kapal tersebut bisa singgah di kampung saya, dan itu artinya saya harus menunggu lebih lama lagi hanya untuk mendapat buku baru. Hal itu saya rasakan sampai saya duduk di bangku SMA, saya ingat betapa senangnya saya ketika sekolah saya mengutus saya mewakili kabupaten Lembata untuk berlomba di provinsi, meskipun tidak menang tapi setidaknya saya bisa membeli banyak buku pelajaran dan buku bacaan di toko Gramedia Kupang tanpa harus menunggu kapal barang masuk yang entah kapan.

Tapi itu dulu, sekarang waktu berlalu begitu cepat, dalam bebrapa tahun belakangan ini saya sangat tercengang dengan perkembangan mobilisasi logistik sebagai akibat dari revolusi industri 4.0, kombinasi canggih antara industri dan perkembangan teknologi informasi yang terkoneksi denga jaringan internet membuat segala sesuatunya di era ini bergerak cepat termasuk logistik.  Jika sebelumnya revolusi industri yang  terjadi hanya menjadi bahan pelajaran yang kami dapatkan di sekolah, efeknya tidak terlalu terasa.

Lain halnya denga revolusi industri 4.0, bagaimana tidak untuk daerah terpencil sekalipun seperti kampung saya bisa meraskan langsung efek dari revolusi industri 4.0, saya tidak perlu menunggu lama lagi untuk mendaptkan bacaan baru, saya hanya perlu membuka handphone android saya dan cuci mata di toko-toko buku online memesan membayar dan menunggu beberapa hari sampai kurir J&T menghubungi saya dan paket saya mendarat dengan selamat. Oh berbicara soal J&T saya mempunyai pengelaman menarik dengan ekspedisi ini.

Jujur saya mengenal ekspedisi ini baru beberapa tahun belakangan ini ketika saya sedang kuliah di kota Malang. Saya mendapatkan pelayanan yang menyenangkan dengan ekspedisi ini, salut buat mas-mas kurirnya yang menjaga paket pelanggan dengan baik. Jadi ceritanya saya dikirimi beberapa novel Malaysia dari teman saya di Lubuk Pakam kabupaten Deli Serdang dengan paket pengiriman reguler.

Kebetulan pada saat paket saya sampai di Malang hari sedang hujan, dan paket saya di antar mas kurir J&T dalam keadaan hujan deras, sayangnya ketika mas kurir sampai di kos saya, saya tidak berada di kos saya dan tidak ada orang di kos yang bisa dimintai tolong mengambil paket saya, saya meminta kepada mas kurirnya untuk menyimpan paket saya di kantor J&T terdekat dan akan saya ambil sendiri besoknya dan masnya pun setuju.

Saya sempat khawatir dengan keselamatn paket saya, saya takut paket saya akan basa dan novel-novel tersebut akan rusak, tetapi saya terkejut ketika sekitar jam 10 malam saya di hubungi kembali oleh mas kurirnya, dia mengatakan bahwa dia sedang melalui kompleks kos saya dan paket saya menjadi paket terakir yang dia bawa, dia menawarkan paket tersebut untuk di antar kembali ke kos saya ketimbang saya harus mengambil sendiri besok. Tentunya saya setuju dan paket saya sampai dengan selamat tanpa basah sedikit pun meskipun mas kurirnya basa kuyup, terimakasih mas kurir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline