Lihat ke Halaman Asli

dedy zulkifli

wiraswasta

Sinabung Erupsi Lagi!

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13840914931544507144

[caption id="attachment_291348" align="aligncenter" width="533" caption="Gunung Sinabung Erupsi"][/caption]

Foto dan Teks By: Dedy Zulkifli T

Minggu/10 Nov 2013

Tiga Pancur.

Pukul 05.00 Wib. Saat dingin pagi menyelimuti di Desa Tiga Pancur, Tanah karo, seorang teman berteriak memanggil saya dan Yuda yang tertidur di sebuah warung. Seketika saja saya terlontar keluar sleeping bag dan gamang meraba penglihatan di hari yang masih gelap.

“Erupsi!! Ada lontaran api di puncak!” jerit sang kawan. Kamera entah di mana, tripot pun tak tahu dimana. Berpikir sejenak mengingat. Dengan tergesa-gesa menuju warung sebelah tempat meletakan barang-barang. Langsung saja membongkar kamera dari tas dan meraih tripot yang tersandar di samping.

[caption id="attachment_291357" align="aligncenter" width="300" caption="Erupsi Sinabung di pagi hari"]

1384092549660713092

[/caption]

Segitiga besar membayang terlihat dari arah utara. Asap tegak yang kecoklatan di langit yang temaram bergulung kecil membumbung terus keatas. Saya yang tak terbiasa memotret gelap yang minim cahaya, mengalami kendala mencari angle dan titik fokus. Beberapa menit berkutat di setingan kamera kemudian mencoba mengambil satu frame gambar dengan cara manual. Kamera di set pada posisi bulb dan menekannya dengan ujung jari, menahannya dan menghitung dalam hati. Sekitar satu menit lebih shutter di tekan kemudian di lepas secara perlahan. Dan hasilnya out of fokus. Coba lagi dan lagi hingga hanya satu saja yang jadi.

Asap hasil erupsi Gunung Sinabung menyebar dalam hitungan menit. Dan kembali puncaknya diselimuti kabut dan debu. Pagi yang sudah dingin sejurus bertambah dingin. Perlahan-lahan langit mulai terang namun berwarna kelabu. Kembali kamera dan tripot saya kemas.

[caption id="attachment_291360" align="aligncenter" width="300" caption="seorang warga mengamati erupsi Gunung Sinabung dengan binokuler"]

1384092873292794742

[/caption]

Secangkir teh susu hangat menjadi teman didalam obrolan dengan beberapa rekan. Lewat sekitar satu jam, atau sekitar pukul 17.15 Wib kembali Sinabung erupsi. Saya dan beberapa kawan bergegas mengambil beberapa gambar. Tapi kali ini erupsi Gunung Sinabung cukup besar. Menurut data tim pemantau  dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi(PVMBG) yang berpos di Simpang Empat, Kabupaten Karo menginformasikan tingginya abu dan asap letusan mencapai 4000-an meter. Sementra erupsi ini juga di sertai luncuran awan panas ke arah selatan dan barat daya.

Sebelumnya, erupsi yang terjadi pada pukul lima pagi tadi ternyata menghasilkan lontaran  lava pijar setinggi kurang lebih 200-300 meter. Dan juga terjadi aliran asap panas di lereng arah tenggara, kira-kira sejauh dua ratus meter.

Hingga sekitar pukul 09.00 Wib Sinabung kembali erupsi beberapa kali. Dari pengamatan visual secara langsung, asap atau debu yang di lontarkan tampak berwarna merah kecoklatan, tidak seperti biasanya hitam atau putih. Sementara longsoran asap dan debu panas tampak mulai menembusi hutan di badan gunung yang mana selama ini jarang di jamah oleh aliran debu panas.

Aktifitas beberapa warga desa di sekitar kaki gunung yakni, di Desa Tiga Pancur dan Berastepu, simpang Empat  tampak biasa saja. Tidak banyak terlihat kepanikan yang berarti. Walau satu atau dua warga bertanya-tanya tentang keadaan gunung terakhir.

Menurut data PVMBG, hingga pukul 10.00 Wib/10 Nov 2013 Gunung Sinabung ternyata sudah delapan kali mengalami erupsi. Itu terhitung dari pukul 00.00 Wib/10 Nov 2013. Peningkatan frekuensi erupsi gunung ini sudah sepatutnya jadi perhatian yang khusus. Status Gunung Sinabung yang sudah di posisi siaga (level III) belum menunjukan penurunan aktifitas.

Data konkrit yang di peroleh dari PVMBG per tanggal 10 Nov 2013,

1. Pkl 02.22 tertutup kabut

2. Pkl 03.53 tertutup kabut, material pijar

3. Pkl 05.00, 2,5 km, material pijar tinggi  300-400 m

4. Pkl 07.16, 4 km abu vulkanik selatan dan barat daya

5. Pkl 08.32, 2 km debu vulkanik selatan dan barat daya, awan panas 1 km ke arah tenggara.

6. Pkl 08.55,  1 km. Debu vulkanik selatan dan barat data. Awan panas ke tenggara 500 meter.

7. Pkl 09.17, 1 km debu ke arah selatan dan barat daya.

8. Pkl 09.31, 800 meter ke arah selatan dan barat daya.

Lewat pukul 11.00 Wib, Gunung sinabung kembali di selimuti kabut dan asap. Sementara langit tampak kelabu seperti hendak mendung dan hujan.

Lau kawar.

15.30 Wib. Danau vulkanik di kaki Gunung Sinabung, Danau lau kawar tampak hijau tenang bak kaca. Langit pun terlihat cerah di antara awan yang menggumpal putih. Saya dan beberapa rekan menaiki mobil datang dari Desa Kebayakan, Karo. Kami baru saja mengambil gambar di desa yang terkena debu vulkanik lumayan tebal.

[caption id="attachment_291362" align="aligncenter" width="480" caption="Perladangan yang di tutupi oleh debu vulkanik di Desa Kebayakan"]

13840935731457880085

[/caption]

Sebuah warung di lereng yang agak tinggi dari danau tampak menonjol dan sangat baik untuk menikmati indahnya lau kawar. Kami duduk berkumpul dengan sang pemilik warung. Bercerita tentang kondisi Gunung Sinabung yang masih terus aktif.

Selama ini Lau Kawar termasuk salah satu sisi Gunung Sinabung yang jarang di terjang debu panas atau asap tebal. Namun dua hari terakhir beberapa debu pun akhirnya jatuh juga walau tidak cukup tebal.

Sekitar pukul 16.00 Wib kami beranjak pergi meninggalkan warung. Belum lagi beberapa menit berlalu, puncak Sinabung kembali erupsi. Asap hitamnya menggumpal membumbung ke angkasa. Kali ini lebih besar dari yang tadi pagi. Beberapa pengunjung terlihat terpana. Mobil di arahkan langsung ke lapangan Danau Lau Kawar yang memang landai agar dapat leluasa mengamati pergerakan debu yang terlontar dari puncak.

[caption id="attachment_291361" align="aligncenter" width="504" caption="Erupsi Sinabung di lihat dari Danau Lau Kawar"]

1384093220461742220

[/caption]

Asap hitam terus saja bergulung keatas dan terus membesar. Tidak lama, seperti karakter asap yang mangandung materi padat berupa pasir dan debu terlihat jatuh seperti hujan. Namun kejatuhan materi itu masih jauh dari lau kawar.

Asap mulai sedikit terlontar setelah setengah jam berlalu. Beberapa pengunjung dan warga di beberapa tempat berkumpul dan masih bergeming terpesona karena belum pernah melihat yang sebesar ini.

Kami meninggalkan lau kawar segera karena beberapa rekan wartawan harus mengirimkan laporannya. Ketika melintasi jalan Desa Sigarang-garang yang masih berdebu tampak beberapa warga berdiri di tepian jalan melihat puncak gunung sinabung yang sudah terlihat mengeluarkan asap dari dua lubang yang berbeda. Salah satunya yang berwarna merah.

[caption id="attachment_291365" align="aligncenter" width="300" caption="Beberapa warga Desa Sigarang-garang sedang mengamati puncak Gunung Sinabung"]

13840940261860219978

[/caption]

[caption id="attachment_291366" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana di Jalan Desa Sigarang-garang"]

1384094224985139373

[/caption]

Penomena asap merah baru kali ini terlihat. Sebelumnya bahkan di tahun 2010 belum pernah ada tampak asap yang berwarna ini. Belum tahu fenomena ini namun tak di pungkiri ini juga menambah kecemasan warga. Saya di datangi oleh beberapa warga tentang asap berwarna merah ini dan tidak tahu harus menjawab apa.

Kami pun terpaksa meninggalkan Desa Sigarang-garang untuk meluncur ke Kota Berastagi. Dan di belakang masih berdiri beberapa warga yang masih duduk dan berdiri terus mengamati puncak Gunung Sinabung.####

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline