Teks dan Foto: Dedy Zulkifli
Hari sudah menunjuk pukul 10.00 Wib. Setelah beberapa jam menghabiskan waktu menikmati keindahan Pantai Pandan, Tapanuli Tengah, saya berencana hendak ke Pantai Kahona yang hanya berjarak kurang lebih dua ratus meter saja. Hari itu (22/8), kebetulan Tapanuli Tengah (Tapteng) sedang ada acara yang di mulai dari tanggal 22 hingga 24 Agustus 2012 dalam rangka hari jadinya Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah yang ke 67.
Di Pantai Kahona rupanya orang-orang sudah ramai berkumpul. Hari yang panas menyengat sepertinya tidak menjadi penghalang untuk hadir mengikuti dan menyaksikan beberapa perlombaan yang di gelar. Saya rupanya datang terlambat. Beberapa lomba sudah di mulai, yakni Triatlon dan lomba layang-layang. Namun yang membuat saya tertarik adalah lomba panjat pinang di laut tepi pantai.
Saya secara pribadi belum pernah melihat lomba panjat pinang di tepi laut. Entah bagaimana mereka menancapkan batang pinang agar tidak mudah miring. Penasaran, saya pun bela-belain untuk melihat lebih dekat. Dengan sedikit berbasah-basahan saya menunggu moment untuk memotret.
Tak terbayang betapa sulitnya untuk menjangkau puncak batang pinang. Walau dalam air hanya setinggi pinggang dan dada namun naik turunnya air laut tentu mempengaruhi “kuda-kuda” para peserta lomba. Sudah beberapa kelompok anak muda mencoba dan kemudian ambruk terjungkal di permukaan laut. Walau terlihat beberapa wajah yang prustasi namun tetap saja mereka masih mau mencobanya.
Panitia kegiatan lomba rupanya tak ingin melihat semua penonton berkumpul di satu titik menyaksikan perlombaan panjat pinang. Untuk sementara lomba di pending sembari memberi jedah waktu istirahat bagi peserta pemanjat pinang.
[caption id="attachment_209770" align="alignright" width="170" caption=" "]
[/caption] Lomba kemudian di arahkan di sebuah dermaga kecil. Rupanya sebuah batang kayu yang melintang seperti jembatan menjadi ajang pertempuran untuk lomba pukul bantal. Beberapa peserta datang dari beberapa daerah tapanuli tengah, di adu satu lawan satu berdasarkan tingkatan umur dan jenis kelamin. Tidak ada kengerian di sini selain kelucuan dan kemeriahan. Para peserta harus punya strategi untuk bisa menang. Tidak hanya mengandalkan otot tapi juga otak. Di samping itu juga lomba ini membutuhkan keseimbangan. Maka hanya dalam hitungan menit, sudah ada saja yang jatuh ke laut.
Disini beberapa kali kamera saya terciprat air laut. Jatuhnya salah seorang kontestan kerap membuat air laut terbang secara liar. Belum lagi para pendukungnya yang juga ikut-ikutan melompat hingga menjadi makin meriah dan semakin basah. Maka selain kamera, baju pun turut tersiram air laut dari Samudra Indonesia ini.
Setelah sesi pertandingan lomba pukul bantal selesai, lomba di arahkan kembali ke panjat pinang. Namun secara bersamaan lomba makan kerupuk dan lomba karung untuk anak-anak juga di gelar. Saya memilih menonton lomba panjat pinang yang memang menurut saya paling seru. Beberapa kelompok anak muda tampak bersemangat. Kelompok pertama (masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang) yang datang dari bagian utara Tapteng segera saja menjajal pinang yang mulai habis minyak gemuknya. Hanya dalam beberapa percobaan mereka nyaris menjangkau lingkaran hadiah di puncak pinang. Namun karena keterbatasan waktu maka giliran kelompak kedua mencoba. Namun nasibnya juga sama nyaris menjangkau hadiah. Di kelompok yang ketiga barulah berhasil mengirim seorang anggotanya menggapai puncak pinang dan menuntaskan semua hadiah yang di atas. Hingga seluruh pendukungnya bersorak gembira.
Ada sekitar enam pancak pinang yang digelar di tepi laut ini. Semuanya di lombakan berdasarkan kelompok katagori umur. Namun saya tidak menyaksikan semua karena ada lomba lainnya yang juga ingin saya tonton.
Maka saya pun beranjak ke arena lomba balap karung yang mana pesertanya adalah anak-anak seumuran 7 – 12 tahun. Melihat mereka begitu antusias mengingatkan saya akan lomba tujuhbelasan yang kerap di ikuti sewaktu kecil. Kemudian menyusul lomba makan kerupuk yang juga di ikuti oleh anak-anak.
Sekitar 14.20 Wib, terpaksa kemeriahan Pantai Kahona saya tinggalkan. Saya tidak punya banyak waktu untuk bisa menonton seluruh lomba. Selain hanya punya waktu satu hari di Pandan, saya juga ingin mendatangi beberapa tempat lainnya di Tapteng.###
Catt:
Pandan adalah pusat administrasi (ibu kota) Kabupaten Tapanuli Tengah - Sumatera Utara. Sekitar setengah jam waktu tempuhnya dari Kota Sibolga ke arah Padang Sidempuan. Dari kota Medan sendiri jarak tempuhnya kira-kira 360 Km atau 8 - 10 jam berkendaraan via Tarutung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H