Lihat ke Halaman Asli

Khotbha Rasulullah SAW Menjelang Ramadhan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Salman al-Farisiy ra meriwayatkan bahwa pada akhir bulan Sya’ban Rasulullah saw berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda,

“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dinaungi oleh suatu bulan yang agung lagi penuh berkah; bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada bulan tersebut Allah SWT menjadikan puasa sebagai kewajiban dan shalat malamnya sebagai tahawwu’ (ibadah sunnah yang sangat dianjurkan).

Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan amalan sunnah, ia diberi pahala sama seperti menunaikan kewajiban (fardhu) di bulan yang lain.

Siapa yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, ia diberi pahala sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban di bulan yang lain.

Ramadhan adalah bulan sabar, sedang sabar itu tiada lain balasannya selain surga (al-jannah).

Ramadhan adalah bulan berbagi simpati (memberikan pertolongan) dan bulan dimana Allah menambah rizki orang-orang mukmin. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, ke-merdekaan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang berpuasa—yang diberinya makanan berbuka itu—tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasululullah, tidak semua dari kami memiliki makanan untuk dapat diberikan kepada orang-orang yang berpuasa.”

Rasulullah Saw kemudian menjawab, “Allah memberikan pahala tersebut (seperti yang telah disebutkan) kepada siapapun orang yang memberikan buka puasa walau hanya sebutir korma atau sekedar seteguk air atau sehirup susu.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka. Siapa yang meringankan beban orang yang dikuasainya (hamba sahaya atau bawahannya), niscaya Allah mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api neraka.

Perbanyaklah oleh kalian empat perkara di bulan Ramadhan ini; dua perkara diantaranya membuat Tuhan ridha terhadap kalian dan dua perkara lainnya sangat kalian butuhkan. Dua perkara yang membuat Tuhan ridha dengan kalian adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah selain Allah dan kalian memohon ampunan-Nya (istigfar). Adapun dua perkara yang kalian sangat butuhkan adalah memohon surgaNya dan memohon lindungan dari api neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berpuasa niscaya Allah akan memberinya minum dari air kolamku yang dengannya dia tidak akan merasa haus—setelah meminumnya—hingga ia masuk surga.” (HR. Ibn Khuzaimah dalam Shahih-nya [3/191, No.1887], al-Haetsami dalam az-Zawaid [1/412, No.321], dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman [3/305, No.3608), dan Ibn Hibban)

Catatan:
Lihat Nash aslinya dalam:
1. At-Targhib oleh al-Mundziri [2/217-218],
2. Ghaliyah al-Mawaizh oleh al-Alusi [1/12],
3. Al-Matjar ar-Rabih oleh al-Hafiizh ad-Dimyathi [1/405-406, No.713],
4. Khutbah-khutbah Rasulullah SAW (Qisthi Press), hal.84, dan
5. Nafahaat Ramadhaniyyah oleh Marwan Wahid at-Tiftazani, hal. 23-24.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline