Lihat ke Halaman Asli

Teriakan Pelajar Anti Kapitalis

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

SUARA ( TERIAKAN ) PELAJAR ANTI KAPITALIS


“ Nenek menyuruhku untuk rajin belajar ,tetapi nenek melarangku untuk sekolah”

Sejenak kita balik melihat sejarah pendidikan di Indonesia ,sejarah pendidikan di Indonesia adalah sejarah ketertindasan bangsa. Adanya sekolah diawali oleh politik etisnya penjajah belanda terhadap bangsa indonesia ini. Itu merupakan strategi jitu kaum penjajah untuk mengendalikan kaum pribumi lewat pikiran agar tetap tunduk, dan hormat pada penjajah. Pendidikan diposisikan untuk menghasilkan buruh yang bisa mengoperasionalkan pabrik-pabrik mereka dengan biaya yang MURAH. Meskipun juga ada sebagian orang orang (produk gagal) yang kritis dan mampu keluar dari belenggu dan hegemoni yang diciptakan penjajah. Kita bisa melihat sendiri bahwa penjajahan tidak semata mata dipahami lewat fisik, tetapi bisa lebih efektif lagi dengan proses pendidikan yang membentuk strukturcara berfikir masyarakat, pendidikan menjadi alat pembenar dari perilaku penjajah.


Di sektor pendidikan indonesia dewasa in, gagasan pokok penjajahan gaya baru (globalisasi) terletak pada pandangan bahwa pendidikan sekolah akan lebih efisien dan efektif bila diserahkan pada pasar ,dan bukannya ditangani sebagai layanan kebutuhan publik yang dibiayai oleh Negara. Layanan pendidikan adalah komoditi ,dan oleh karena itu pengaturan pemerintah haruslah seminim mungkin.

Dari berbagai kasus perombakan sistem pendidikan di sekolah, paling tidak ada 2 dari 3 tipe pendidikan sekolah yang diajukan oleh agenda kapitalisme modern, yaitu: 1) pendidikan dipermudah dengan menggiatkan test test pilihan ganda yang berorientasi pada penilaian hasil (yang penting hasilnya, ga mau tau cara dapatnya dari langit kek , nyontek temen kek, dll), 2) Pendidikan di sekolah di fokuskan pada keterampilan keterampilan yang bisa dijual di pasar tenaga kerja, contohnya SMK / STM.

Dapat dikatakan bahwa pendidikan sekolah tampil di bawah kapitalisme dalam 1 sisinya. Yaitu; lembaga pendidikan sebagai agen penghasil kelas pekerja (proletar) yang dimana disini mereka dijadikan mesin mesin pencetak uang bagi kapitalis. Sebagai produsen tenaga kerja, lembaga pendidikan tentu saja tidak sekedar menghasilkan produk produk yang dibutuhkan kapitalis , tetapi juga pekerja yang cara pikirnya dan tindakannya sesuai dengan cita cita luhur kapitalisme untuk menjadikan kehidupan manusia sebagai komoditi yang terukur segala-galanya dari nilai tukarnya.

Sekolah sekolah adalah pabrik disiplin. Disiplin ini dibutuhkan tak hanya untuk menggerakkan mesin ekonomi kapitalis, tetapi juga menyebarkan kesadaran bahwa sistem ekonomi inilah yang wajar dan masuk akal. Bila sebelumnya, pendidikan sekolah diabdikan demi kepentingan Negara ,maka sekarangpendidikan sekolah diabdikan demi kepentingan kapitalis. Individu hanyalah objek kepentingan. Individu menjadi semacam lempung yang harus dibentuk sesuai oleh keinginan kapitalis, dan di sistem ini bukan memanusiakan manusia tetapi menyetarakan manusia dengan mesin mesin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline