Lihat ke Halaman Asli

Politik, Cinta, dan Persahabatan

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Mr. D (mahcdani afala)

Persahabatan adalah suatu pengakuan yang beralasakan hubungan moral yang setara yang terjalin antar individu. Milan Kundera, novelis Prancis kelahiran Ceko mengatakan bahwa persahabatan baginya adalah sesuatu yang lebih sublim ketimbang ras, agama ataupun ideologi. Sebuah hubungan yang menjunjung tinggi prinsip metasektarian seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan sebgaimana harusnya demokrasi hidup layak. Hubungan ini yang membangun solidaritas social yang erat dalam masyarakat. Kehidupan sosial yang makmur adalah kehidupan politik yang membawa kepentingan umum  dan solid. Dalam artian, bahwa politik bukan sekedar sarana perjuangan yang sifatnya sektarian, primordial, dan chauvanis, tapi bahwa politik adalah sarana perjuangan untuk mencapai kebaikan bersama (public).

Hubungan yang melampaui sisi sectarian ini merupakan hubungan yang mengubur dan mengesampingakan ego pribadi, suku, bahkan atas nama ideology yang ekslusif. Hal yang tidak sama dengan hubungan kasih sayang atau cinta pada seseorang, karena dalam politik hubungan itu masih sangat sectarian dan individualis. Sebagaimana seseorang yang rela membom dirinya atas nama agama, seorang bapak yang memenuhi seluruh keinginan anak kesayangannya. Akan tetapi, dalam hubungan ini, kasih sayang dan cinta adalah hubungan yang terjalin lewat ranah politik, yang berjuang atas nama rakyat dan kebaikan bersama. Karena dalam politik, mencintai juga berarti memberi kesempatan bagi semua prespektif untuk masuk dalam sebuah diskursus public.

Persahabatan menjadi etika dalam politik yang mengakomodasi dan mengagregasi semua pihak karena kefleksibelannya dalam merangkul semua kepentingan. Persahabatan yang anti individualistik, chauvanis, dan primordial adalah relasi hidup yang mengawetkan persaudaaraan dan solidaritas public yang membangun masyarakat yang egaliter nan makmur.

“Idealitas hanya bisa dikompromikan dengan sikap realistis yang mengatasi ke-ego-an yang melemahkan solidaritas publik”. by Dani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline