Cerpen ini diilhami dari sebuah lagu karya Tonny Koeswoyo. "....kunyalakan api didalam tungku/dingin sekali malam itu/namun jauh dingin dalam hidupku/sejak kauputuskan kasihmu....kasihmu.. Itu bait lagu yang semua orang sudah pasti tahu hitsnya musisi legendaris Koes Plus. Lagu itu terus mengalun bersama malam yang nampak tahu suasana hatiku yang begitu dingin. Disudut ruang yang tidak terlalu besar aku duduk seorang diri sambil menikmati alunan lagu yang membawa rasa hatiku jauh kedalam kalbu. Sementara angin malam terus membisikan hatiku seakan ia tahu kalau hari ini aku sedang putus cinta. Mungkin kedengarannya basi, tapi aku tak perduli kalau malam ini aku yang kena gilirannya. Kedengarannya memang norak, tapi aku tetap konsekwen dan menerima episode ini. Semua orang tahu dan harus tahu kalau kita tak 'kan pernah lepas dari cinta. Karena bagiku cinta adalah anugerah Tuhan. Bagiku cinta itu sesuatu yang berharga yang diberikan Tuhan kepada umatNya. Walaupun ada sebagian orang yang mengatakan kalau jatuh cinta itu adalah dijajah...dan orang itu ada disampaingku sebut saja Mr N. Memang kelihatannya orang seperti itu terlalu exstreem, mungkin ia orang yang abnormal yang tidak tahu apa arti cinta itu, mungkin karena ia tak pernah mendapatkan hidayah tentang cinta... Ach..masa bodo,..apapun namanya yang penting kita punya jalan sendiri-sendiri. Secangkir kopi hangat baru saja kuserudup, namun itu tidak membuatku terasa hangat. Sementara hujan rintik mulai turun, malam semakin asyik dengan panoramanya. Jengkrik-jengkrikpun bernyanyi sedih mungkin mereka terharu melihat diriku yang sedang asyik duduk sendirian memandang lampu taman dengan sinar yang temaran dihiasai rinai gerimis. Persis apa yang mengalun diradio sebuah lagu kenangan,...waktu hujan turun dimalam minggu...dibawah payung kuberlindung..sederas hujannya air mataku sejak kau putuskan kasihmu...kasihmu.. Betapa dalam terasa makna yang sedang kualami, bersama malam yang begitu sakral, ada getar yang hebat dihatiku. Aku tahu waktu kamu mengatakan cinta kepadaku...bibir ini belum selesai berucap, nanti akan sama kita alami pada saat kau mengatakan cinta atau kau mengatakan putus sama-sama nikmat. Itulah arti dari semua yang kita alami, sedikit meminjam gaya bertutur mas Ebit G Ade. Jadi begitu jatuh cinta ataupun putus cinta sangat bermakna buat hidupku. Biarlah waktu yang akan menyimpan semua kenangan ini bersama derasnya air hujan malam ini bersama sebuah asa pada dinding yang membisu. Tulisan ini memang tidak terlalu panjang dan tidak bermakna sebab kata-kata yang kutulis hanyalah selintas inspirasi yang datang secara spontan untuk kuabadikan lewat tulisan ini. Sekedar berbagi dalam mencurahkan kesunyianku malam itu, pada semilir angin yang selalu membisikan kesejukan dihatiku. Kepada yang katanya tersudut dalam kesunyian, bersama dinginnya malam ini kusampaikan kepada suara hati yang sangat dalam bersama lagu yang mengalun menghiasai irama hidupku.... Ilustrasi:courtesy Off:4antum.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H