Memasuki era globalisasi masyarakat dihadapkan pada tantangan permasalahan hidup yang makin kompleks. Untuk bertahan dalam memenangkan persaingan dalam kehidupan setiap individu dipacu untuk hidup keras dan bertahan dalam segala tekanan.
Karena tantangan dan permasalahan hidup yang semakin berat inilah masyarakat banyak yang kehilangan pengharapan, kehilangan tujuan dan akhirnya mereka stress dan depresi maupun gangguan jiwa lainnya.
Faktanya, menurut Irsan mengutip, sebuah sumber diperkirakan 28 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa ringan hingga berat,13 juta diantaranya gangguan depresi.
Pada kenyataannya 90 persen masyarakat yang terkena gangguan jiwa tersebut tidak berobat ke Psikater. “Dan yang memprihatinkan jumlah Psikater di seluruh Indonesia pun jumlahnya hanya 600 orang,” papar Manajer Rumah Singgah “Harapan Baru” Irsan Suherman.
Bermula dari rasa keprihatinan karena banyaknya orangyang menderita gangguan stress, depresi atau psikosis (kegilaan) yang terabaikan. Irsan Suherman terpanggil untuk mendirikan lembaga pelayanan rumah singgah untuk kaum yang tidak beruntung menderita gangguan jiwa dan tak punya kesempatan untuk mendapat perawatan yang layak di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yang ada karena keterbatasan fasilitas yang ada. RSJ dimana-mana overload, sehingga banyak orang yang sakit menggelandang di penjuru kota. “Untuk itu kami merasa terpanggil dan terbeban untuk mewujudkan tempat rehabilitasi untuk menjawab kebutuhan yang ada sebagai pelayanan sosialdi kota Bandar Lampung, “ papar Irsan Suherman kepadaChristian di Bandar Lampung.
Setelah berdiskusi dengan teman-teman , dapat sumbangsih pemikiran dan bertemu bapak Julianto Simanjuntak dari Yayasan Pelikan, Jakarta Irsan Suherman mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Singgah “Harapan Baru”.
Rumah Singgah yang punya tekad melakukanlayanan holistik untuk penderita gangguan jiwaini yang bermarkas di Jalan Imam Bonjol – Gang Nangka 12, Gedung Air, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Dalam operasionalnya Rumah Singgah ini memiliki tim ahli terdiri dari; dr.Maria jenny Siagian SpKj (Psikater), dr.septi (dokter umum), Dwie Anggraheni Puspitasari, M.Psi (Psikolog), Irsan Suherman, MK, MTh, (Conselor), Janni Santoso, SE, MTh (Counselor), Desi Rimpiani Hutabarat,STh (Counselor), Edi Purnama Simamora,S.Th (Counselor) dan Pendeta Indra Rimbawan,STh (Rohaniawan).
“ Bulan November 2012kami melakukan persiapan. Kemudian 28 – 30 Januari 2013 melakukan soft opening dengan mengundang dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” papar suami Janni Santoso, SE, M.Th .
Ternyata, pada tanggal 31 Januari 2013, kami langsung mendapat---seorang konseli---begitu Rumah Singgah “Harapan Baru” ini menyebut pasiennya. “Kami sama sekali tak menyangka secepat itu. Tetapi kami harus memulai dengan yang ada. Dengan dukungan mentor dan karyawan yang ada kami mulai melakukan pelayanan,” ujar penyandang nama Tionghoa Tjiong Sin Gie ini.
Setelah tiga bulan berdiri kini Rumah Singgah ini kini merawat 9 orang konseli yang memerlukan pemulihan jiwa. Sedangkan untuk pendanaan dan operasional rumah singgah, pembelian obat-obatan,sementara ini sebagian masih mengandalkan dari sumbangan donatur. Untuk konseliyang keluarganya yang mampu membantu pembiyaan, sedangkan yang tidak mampu gratis.”Jadi kami menerapkan subsidi silang. Terus terang kami terkendala pendanaan, padahal kami ingin lebih banyak menyelamatkan dengan melakukan pemulihan jiwa-jiwa yang terkena stress dan psikosis,” ujar Irsan prihatin.
Menurut bapak tiga anak ini Rumah Singgah “Harapan Baru” punya visi untuk melayani orang-orang yang terhilang lemah dan terlantar karena masalah kejiwaan, agar dipulihkan dan memiliki masa depan penuh harapan.Orang punya stigma kalau orang sakit jiwa tidak punya harapan lagi. “Padahal kalau mereka dilayani dengan kasih dan holistic mereka bisa pulih dan punya harapan baru,” ujar Irsan mengingatkan.
Dosen psikologi di STT Syalom ini memaparkan lebih lanjut, kalau misinya, menyediakan sarana rumah singgah untuk mengasuh, merawat, serta melatih orang-orang lemahyang terkena gangguan depresi dan psikosis agar menjadi orang-orang yang berpotensi secara maksimal.
Untuk itu, kami juga melakukan tindakan konseling dan konseling kejiwaan sebagai upaya preventif. Melaksanakan rawat singgah bagi orang yang memerlukan pemulihan Jiwa dan Stress, depresi dan Skizoprenia dalam kasus tertentu,” ujar lulusanSTT Jaffray, Jakarta.
Irsan menambahkan pihaknya bersama tim ahlinya, melakukan program perawatan terhadap konseli dengan tiga tahapan yaitu; farmakoterapi, rehabilitasi dan resosialisasi.
Adapun tujuannya, terwujudnya pemulihan kesehatan mental yang optimal yang memungkinkan konseli hidup secara normal kembali. Terciptanya resosialisasi kembali dengan terbangunnya suasana hubungan cinta kasih konseli dengan keluarga dan komunitasnya.
Pada muaranya, sambung Irsan ,terwujudnya kualitas hidup yang berpotensi dari konseli untuk membahagiakan orang lain.Terbangunnya kepribadian konseli yang mandiri, beriman , bermoral dan beretika.
“Semua itu bertujuan agar harga diri konseli terangkat, karena Tuhan menciptakan manusia berharga adanya,” ujar Irsan mengingatkan.
Anda merasa terpanggil untuk ikut berperan dan ambil bagian menyelamatkan jiwa-jiwa yang mengalami depresi dan sakit jiwa dengan menjadi donator bisa menghubungi Peduli Konseling Nusantara Lampung, Email :pedulilampung@yahoo.com, HP 08154065844 atau langsung mentranfer dana ke Rekening Rumah Singgah “Harapan Baru” Lampung An.Janni/In Rismawati Rek.BCA 023 1150 501. Menyisihkan sebagian dana yang kita miliki untuk disumbangkan, berarti kita ikut peduli kepada jiwa-jiwa yang butuh pertolongan untuk hidup layak seperti kita. (christ_lampunk@yahoo.com).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H