Lihat ke Halaman Asli

(FPK) Lukisan hujan

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Laut malam tak lagi tenang bergelombang

Resah menerortiap jengkal perasaan

Di mana cahaya malamku?

Pria di balik nahkoda mendesah

Asap rokok menantang tangisan awan

Tangannya bercanda dengan hujan

Mencipuk-cipukkan air pada wajah

Tangis langit tak selalu antagonis

Esok, akasia akan tersenyum dari hijau daun

Meski senyum itu berbalut gelisah pada ranting patah

Namun, malam tetaplah menjadi duri

Yang siap menusuk tiap senti persendian hati

Masih kusimak nyanyian kesunyian di lantai malam

Entah esok atau lusa, pepohonan 'kan berganti rupa di wajah pagi

Hingga tiada yang asing lagi

Hujan pun telah biasa terluka

Apalagi gerimis yang sering sekali meringis

Manakala malam telah bersemburat pucat

Kutitip pesan untukmu, hujan

Katakan kepada sang waktu

Agar segera melempar estafet pada fajar

Yang melukis warna dalam semburat biru jingga

Perahu ini kan terus berlayar

Walau hidup dalam lukisan hujan.

[caption id="attachment_140121" align="aligncenter" width="516" caption="Image By :http://moblog.net"][/caption]

PWK-JGJ, 19-26 Okt 2011

Karya Na Na dan Masbro No. Peserta 232

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline