Lihat ke Halaman Asli

Kalah

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tetap melangkah

Meski hatiku sedang pecah

Patah menjadi dua

Ku tegarkan diri, melawan gejolak di dada

Gontai gentayangan, melangkah tiada arah

Tercekik rasa dengki yang menguji

Merintih namun tiada arti

Saat kini, sakit yang menghantui

Perlahan membunuh kesabaran

Senyuman tidak lagi bias di olah

Kata kata tak dapat lagi di cerna

Hanya ingin marah, kataku!!

Tapi pada siapa?

Pada mereka yang telah merendahkanku ,kah?

Yang menganggapku tak berguna?

Atau pada mereka yang menganggapku tak berdaya?

Aaaaaarrrrrrrgggggggghhhhhhhhhhh ..

Sakit rasanya

Yang lama terbendung, ku berharap semua itu lenyap di telan tawa

Tertutup raut senyum di wajah

Seolah diri ini tegar

Bak karang di lautan

Sekarang, air mata lah yang mengudara

Mengumumkan pada dunia

Bahwa jiwa ini telah tiada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline