Lihat ke Halaman Asli

Adakah Hukuman Bagi Orang Yang Mencopy Mentah-Mentah Karya Seseorang?

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Adjie Nugroho Jengkel,ketika iseng membaca resensi buku dari sebuah koran daerah yang penulisannya hampir sama dengan tulisan karya saya sendiri yang saya tulis di http://beo-philosophy.blogspot.com/2014/03/review-buku-merry-riana-langkah-sejuta.html bandingkan dengan http://bangka.tribunnews.com/2014/03/09/resensi-buku-langkah-sejuta-suluh Tulisannya pada beberapa bagian bukan saja mirip tapi copy-paste dari tulisan saya. Saya bukanlah seorang penulis profesional,hanya seorang yang sedang belajar menulis dan berbagi. Tapi ketika hasil karya dicontek mentah-mentah tanpa diolah,dan diakui sebagai hasil tulisan orang lain itu sungguh mengecewakan,karena yang mencomot sebuah koran daerah. Apakah ada pelanggaran hukum dalam hal tersebut? Saya ingin memperjelas akan hal tersebut, apakah dalam kasus ini,tulisan haruskah dipatenkan seperti sebuah penemuan? Kalau begitu bukankah akan semakin rumit ketika berita sudah dicetak dan disebarkan,bolehkah masyarakat umum mengunduhnya dan membagikan kepada orang lain dan diakui sebagai milik mereka sendiri? Saya sendiri tidak paham,apakah karena akses berita yang begitu banyak,maka mencomot salah satu tulisan dari milik orang itu menjadi sah-sah saja? Seperti berita dari Reuters yang dialih bahasakan ke bahasa indonesia,apakah itu bisa menjadi masalah? Jika tulisan bebas setiap orang berhak mengkonsumsinya ,bagaimanakah perasaan orang yang menulis sembari berpikir untuk menciptakan kata-kata,membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tanpa apresiasi. Hanya merasa bangga bahwa tulisan orang awam pun bisa dicomot oleh  media. Bagi yang berkenan dapatkah memberitahu saya etika menulis di dunia maya? Dimana akses berita dapat diambil dari manapun tanpa menyebut sumber maupun inspirasi penulisannya.Saya rasa pasti banyak kompasiana yang memiliki perasaan sama seperti saya,tetapi tak tahu harus melakukan apa selain mengiklaskannya. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline