Lihat ke Halaman Asli

Asri .

Profil

Aku Rindu

Diperbarui: 21 November 2016   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku merindu, merindu dirimu yang jauh disana. Disini diujung sepi nan sunyi, hanya hembusan angin yang menerpa wajahku, menyejukkan hati ini. Akankah kerinduan ini herakhir indah? Atau malah akan menyiksa hati. Lihatlah disana, nyiur melambai seakan memanggil dirimu untuk datang dan bersua dengan ku, melepas kerinduan yang telah lama terpendam. Hanya gambar mu yang jadi pengobat rindu ini, kapankah gambar ini kan menjelma menjadi wujud asli dirimu. Terbayang kembali masa masa kita berdua, menjalani hidup dengan penuh cinta dan kasih sayang. Namun kini jarak telah memisahkan kita, hanya sehelai kertas putih yang selalu setia menjadi penyambung lidah tuk sekedar melepas rindu, bertanya kabar bertegur sapa, sedang apakah dirimu saat ini.
 Namun, sudah seminggu Lembaran kertas putih dari mu tidak aku terima, entah apa sebabnya, hati ini bertanya tanya, hati ini gelisa, apa gerangan yang terjadi pada dirimu yang jauh disana. Mungkinkah dirimu tlah melupakan ku? Mungkinkah tlah menduakan cinta ku? Mingkinkah... Mungkinkah. .. Pertanyaan peryanyaan yg tidak ada habis nya dan tak dapat aku singkirkan dari pikiran ku. Semakin aku mencoba membuang pikiran pikiran negatif tentang dirimu semakin aku merasa tersudut diujung rindu yang semakin membara...

Saat ini hanya dirimu yang ada dalam hati ku, mengisi seluruh ruang dalam hati lku, sehingga tak kan ada lgi tempat tuk yang lain di hati ini. Sungguh aku tak sanggup membayangkan jika harus menerima kenyataan pahit, kenyataan dimana dirimu harus meniggalkan ku, kenyataan dimana dirimu harus menjauh dari ku.

Tak ada kata lela, tak ada kata letih dan tak ada kata berhenti untuk selalu merindui mu.. Biarlah sang waktu yang kan menjadi saksi kesetiaan ini. Kicauan burung burumg yang tiada henti seakan mentertawakan diriku yang terus saja menantikan kehadiran mu.

Harus ku akui semua ini karena salah ku, yang tak pernah mau mengerti akan dirimu. Aku terlalu egois, memaksakan keinginan . Aku tau keluargamu tdk pernah menerima kehadiran ku, aku tau orang tuamu tidak akan pernah merestui hubungan kita. Keadaan memaksa kita untuk menjalin cinta tanpa restu ini. Terkadang aku mengutuk diriku sendiri mengapa keluarga kita tidak sederajat. Kenapa sih dalam dunia ini harus ada status kebangsawanan, bukankah ini bertentangan dengan fitrah manusia yang dicptakan untuk saling mencintai dan menyayangi tanpa harus memandang tingkat dan derjat kebangswanan itu?

Tatkala kebahagiaan diuukur dengan harta benda dan kekayaan maka percayalah kebahagiaan itu tidak akan pernah langgeng, kebahagiaan itu akan punah seiring terkikisnya harta benda yang dimiliki.
 Aku tahu, berat memang ketika cinta kita diperhadapkan pada situasi seperti ini, aku tahu engkau tak punya kekuatan untuk melawannya, pun aku tahu kalau engkau takka pernah sanggup untuk meninggalkanku. Namun aku akan tetap mencintaimu, aku akan tetap merindukanmu. Saat ini kekuatan dan kehebatan cinta kitatelah diuji, namun yakin lah bahwa cinta punya kekuatan, cinta punya kehebatan yang tak bisa dilawan oleh siapapun dan dengan apapun.

Disini ditempat ini, tempat kita mengukir janji sehidup semati, aku kan selalu menunggumu dan aku akan selalu merindukan mu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline