Lihat ke Halaman Asli

Asri .

Profil

Anakku

Diperbarui: 10 November 2016   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahagia rasanya melihat buah hatiku bermain gembira bersama teman temannya. Segala rasa capek setelah seharian bekerja di kantor hilang seketika begitu melihatnya dataang menyambut di depan pintu. “ayah datang” katanya. Sungguh kebahagiaan yang tak eternilai .

Anak menjadi salah satu penyemangat hidup, memberi gairah bekerja. Terkadang saya sempatkan untuk menelpon kerumah hanya untuk bicara dengan anakku. Walau hanya tanyakankan sudah makan atau belum, pergi sekolah (paud) atau tidak. Keceriaan dan pengalamnya bermain dengan teman temannya selalu diceritakannya walaupun dengan bahasa khas anak umur tiga tahun. Terkadang dia mengadu jika ibunya memarahinya. Sebagai ayah, saya harus menderngarkan segala curahaan hatinya, karena bagiku dengan begitu pun dia akan mendengarkan ku sebagai ayahnya.

Walaupun aku sangat menyanyangi ankku tapi bukan berarti aku harus memanjakannya, bukan berarti aku harus nenuruti segala keinginannya. Sebagai ayah yang baik saya harus selektif dalam menuruti keinginan si buah hati. Buakannya pelit atau tidak sayang, namun lebih memilih mana yang lebih bermanfaat buat si buah hati.

hari ini aku mendapatinya bsah karena main hujan hujanan dengan temannya. Stelah saya tanya dengan segala kepolosannya dia bercerita bahwa dia tidak main hujan hujanan namun kerumah temannya untuk membantu mengumpulkan uang mainannya dan tidak memakai payung. Katanya payungnya hilang, entah siapa yang membawanya. Saya tertawa dalam hati.

Saya selalu menanamkan rasa kasih sayang ankku terhadap adiknya, sehingga setiap bangun tidur saya membiasakan untuk mencium adiknya yang masih berumur sepuluh bulan, dengan harapan bisa mengikat rasa kasih sayang diantara keduanya hingga mereka dewasa. Aku tidak ingin ada rasa saling mencela dan saling iri apalagi benci diantara mereka berdua. Aku ingin mereka hidup rukun saling membantu dan saling menyayangi.

Tidak heran jika sang adik menangis maka sang kaka akan segera memanggil ibu, atau tante serta neneknya untuk menenangkan adiknya. Atau terkadang dia mengadu kepada saya bahwa ibunya mebuat menangis adiknya dengan menceritakan kejadiannya.

Suatu hal yang perlu dipahami bersama, jangan pernah memberi janji kepada ank kecil karena dia akan menagih kapan saja ketika dia mengingatnya. Pernah suatu ketika saya ke minimarket dekat rumah namun tidak membawa serta ankku karena lagi asyik main dengan temannya. Setibanya dirumah dia laangsung menjemput di depan pintu dengan berbagai pertanyaan “ ayah dari mana?” tanyaknya  “dari mini market nak,  beli susu” jawabku, “kenapa saya tidak diajak?” tanya lg, “kan tai kamu main sama teman, jadi ayah tidak ajak, nanti besok yach baru kita ke minimarket beli apel” akhirnya dia senang dan kembali bermain dengan temannya. Keesokan harinya sepulang dari kantor langsung ditagih untuk pergi ke minimarket beli apel yang kemaren aku  janjikan. Padahal kemarin itu sebenanrnya niat aku hanya untuk menyenangkan nya , dan ternyat dia menagih janji ayahnya .. mau tidak mau aku harus membawanya ke minimakert untuk beli apel.

Aku tidak pernah memaksakan kehendak terhadap anak anakku, aku memberinya kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri dengan tetap dibwah pengawasan ku sebagai orang tuanya. Dengan demikian saya berharap anak ku tidak menjadi anak yang takut kepada orang tuanya sehingga tidak berani memberikan masukan dan ide kepada orang tuanya. Sedikit demi sedikit aku tanamkan jiwa sosial didalam dirinya dengan selalu menyuruhnya membagi makanan (kue) kepada teman temannya, dengan begitu secara tdak langsung saya mengajarkan nya untuk selalu berbagi, bisa peka terhadap teman temannya.

Memiliki anak yang berprilaku baik, sopan dan sholeh adalah harapan setiap orang tua, tidak ada orang tua yang menginginkan anak anaknya terjerumus dalam lembah kenistaan. Percayalah.. seorang (maaf) pecandu, perampok, pencuri, sekalipun tidak akan pernah mengharapkan anak anaknya untuk mengikuti jejaknya. Mereka tentu mengharapkan anak anaknya hidup dan berguna bagi bangsa dan negara serta agamanya sehingga kebahagiaan dunia dan akhirta menjadi tujuan utamanya.

Namun untuk mewujudkannya dibutuhkan kesabaran dan keihlasana serta kerja kerja keras, tanpa itu semua akan sia sia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline