Lihat ke Halaman Asli

Aku Mau Kamu Menjadi yang Terakhir Buat Hidupku (1)

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rasanya lezat, kuah nya juga enak dan baksonya harum, itulah cita rasa bakso rudal bagiku dan Rani. Kami sudah rutin makan di sini layaknya upacara sacral untuk selalu makan bakso rudal tiap malam senin, seperti malam ini aku dengan Rani sedang menikmati tiap buah bakso rudal Bpk Udin ini yang enak dan bersahabat pula dengan dompet. Dan di tempat inilah kami berdua jatuh cinta pada pandangan ke tujuh, loh kok ke tujuh (“,)? Betulkah? Betul…betul…betul…

“ Steve, kemarin Vina telpon katanya dia mau minta tolong untuk translate-kan tugas nya ke dalam bahasa inggris, kamu bisa bantu?”

“Vina yang mana sayang?” (Tanya Steve sambil melahap bakso ke dalam mulut mungil nya itu)

“Vina temanku yang pernah ku ceritakan padamu”

Oh iya ta bilang aja sama Vina antar tugasnya itu ke rumah mu besok siang” kata ku sambil melahap bakso. “Ta”, ujung dari kata “cinta”, begitulah dia memanggil ku terkadang dia memanggilku sayang atau cinta.

***

“ Ran, mana Vina nya ?” aku sudah 3 jam duduk di sini menunggu teman mu itu aku sudah gak betah menunggu terlalu lama

“Bentar lagi yank, sabar ya sayank”. Bujuknya sambil merangkulku.

“Nah itu dia Vina nya datang”, katanya lagi. “Kok lama sich Vin?”

“Aduh Ran maaf ya kalian menunggu lama soalnya ada urusan tadi, makanya telat, maaf ya.. “Vina memelas”

Rani sering menceritakan Vina padaku tapi hari ini aku baru pertama kali bertemu dengan nya. Terpesona ku melihatnya, ku lirik pandangan ku kearah nya dia memiliki rambut panjang hitam yang lurus, mengenakan baju warna pink dan celana jeans panjang. Aku tidak percaya ternyata ada gadis di bumi ini lebih cantik dan manis dari kekasih ku. Akh…. Tapi walaupun mataku terpana hati ku sama sekali tidak terpesona padanya, cinta dan kasih sayangku hanyalah untuk Rani kekasihku.

“Ini cowok nya Rani ya?” Tanya Vina sambil mengulum senyum. Aku hanya mengangguk dan membalas senyum sambil megulurkan tangan, aku jabat tangan nya Vina…

Oh ya, yang mana tugasmu Vin yang mau ku translate-kan? Tanya ku to the point.

“ ini, Vina memberikan lima lembar teks untuk di terjemahkan kedalam bahasa inggris, Aku mengambilnya dan segera mentranslate-kannya ke dalam bahsa inggris.

“Makasih ya Steve”.. ucapan Vina dari mulut manis ny itu, lalu Rani mengantarkannya ke depan gank di bawah senja yang hampir malam, langit berwarna gelap mengatup kisah pada hari itu.

***

“Kurang ajar!!!”

Buak!!!! Tangan ku berdarah meninju dinding, amarah ku terbakar, kekasih ku selama ini yang aku percayai, yang selama ini aku anggap setia ternyata dengan teganya dia menusuk ku dari belakang, sungguh teganya dia mengkhianati cintaku. Pengkhianatan nya mengubur cintaku padanya dan membangkitkan emosi dan kebencian yang tidak terkira. Pantas aja aku merasa aneh kenapa ada 3 sampai 4 nomor di hp nya.

Rani satu nama empat nomor di hp nya yang berbeda, pantas aja Rani memiliki banyak kartu. Nama pria itu Han, ketika aku Tanya siapa Han itu dia jawab kakak angkatnya, tapi akhir-akhir ini aku curiga, tiap kali aku menelponnya kenapa ada tulisan menunggu di hp ku bahkan di saat kami sedang berdua pun kak Han sering SMS nya. Dan ternyata setelah aku selidiki Kak Han adalah Handika Wijaya, mantan kekasihnya. Dia sudah membohongiku, ternyata dia masih sering  berhubungan dengan si Kak Han ini di belakang ku, padahal dia berjanji tidak akan berhubungan lagi dengan mantan nya, tapi kenapa dia berbohong. Dia menginkari janji nya!!!

Kenapa Rani tega melakukan ini semua padaku? Kenapa dia tega mengkhianati cinta tulusku padanya…. Padahal aku tidak pernah menyakitinya, aku selalu menyayangi nya dengan sepenuh hati. Pengkhianatan bagaikan api yang membakar amarahku, aku baru tahu setelah aku membaca pesan di hp nya yang berisi kalau mereka akan janjian untuk makan malam bersama.

Aku menemui Rani untuk makan malam di tempat langganan kami, di bakso rudal, seolah-olah aku pura-pura bodoh tidak tahu apa-apa tentang ini tapi Rani menolak nya dengan alasan dia mau menyelesaikan tugas kuliahnya, jadi tidak bisa ketemuan.

Pengintaian ku tak kalah seperti harimau yang ingin menerkam mangsa, setengah jam berlalu akhirnya Han datang dan merka berdua pergi di mana untuk mereka berduaan sambil makan malam, kulihat merka naik motor dan Rani memeluk Han begitu erat dan sangat erat, lalu aku mengikuti nya dari belakang agar tidak ketahuan, seketika sampai di tempat tujuan mereka duduk berdua, dekat, dekat, sangat dekat sekali. Bara api membara seolah membakar sekujur tubuhku dan akhirnya aku keluar dari persembunyian ku, Rani terkejut melihat kedatangan ku. Sontak tanpa banyak basa-basi aku langsung mencengkram kerah baju Han dan memukulnya dan meninju wajahnya dan menendang perutnya. Rani ketakutan dan berteriak histeris, tak puas dengan itu semua aku mengayunkan tinju ke mulut Han sekuat tenaga sampai gigi nya patah lalu ku palingkan wajahku  ke Rani

“Mulai hari ini kita PUTUS!!!! Bentak ku dan meninggalkan nya yang sedang terisak-isak menangis. Hatiku hancur berkeping-keping, air mataku menetes menelusuri pipi ku. Air mata itu adalah air mata tangisan terakhir untuk cinta, persetan dengan cinta wanita itu telah membohongi dan  mengkhianati ku.

***

Minggu demi minggu, bulan demi bulan hingga waktu pun terus berganti tak terasa aku sudah menjomblo 2 setengah tahun setelah pengkhianatan cinta itu aku belum memiliki pacar baru yang benar-benar setia pada ku. Aku hanya berjalan di temani oleh waktu dn focus ku pada kuliahku, tapi terlalu lama sendiri aku bosan juga, andai saja ada wanita yang mengisi hatiku lagi aku pasti senang sekali,, hmmpphh…

Siang hari ketika aku berjalan menuju kampusku tiba-tiba saja

BRUK!!!                                                                                                                                           Buku ku jatuh semua, aku di tabrak dari belakang hingga mengakibatkan buku ku kotor semua…

“Kurang ajar!!!” Mengalami ini semua rasanya aku ingin memukul wajahnya tapi berselang 2 detik jantungku seolah-olah berhenti berdetak, darahku membeku, ternyata yang menabrakku adalah seorang gadis, gadis itu tersenyum padaku dan meminta maaf, hatiku luluh, mataku terpana dan hatiku terpesona.

“Vina….” Sapa ku

(bersambung)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline