Lihat ke Halaman Asli

Katakan Stop Kain Sasirangan Palsu

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13910865551306850793

[caption id="attachment_319288" align="alignleft" width="666" caption="www.batik-sasirangan.com"][/caption] Kain Sasirangan adalah salah satu kekayaan seni budaya Indonesia yang perlu kita lindungi dan lestarikan serta kembangkan. Apa sebabnya? karena Kain Sasirangan merupakan seni batik hasil peninggalan kerajaan Banjar yang ada sejak lama. Menurut info yang kami peroleh, zaman dulu kain Sasirangan dibuat khusus untuk media pengobatan sebagai sarana penyembuhan yang dilakukan oleh seorang tabib atau dukun. Motif Sasirangannya pun di buat sesuai dengan permintaan si pasien atau tabib. Lama kelamaan peradaban zaman mulai berubah, sehingga kain sasirangan sudah berubah fungsi menjadi pakaian sehari-hari pada zaman sekarang, bahkan dijadikan mode pada saat ini. Keunikan corak atau motifnya itulah membuat kain sasirangan menjadi salah satu kekayaan khas Kalimantan Selatan yang patut dibanggakan. Seiringnya waktu perkembangan sasirangan sudah merambah keluar daerah Kalimantan. Karena adanya dukungan Pemerintah setempat untuk memperkenalkan kain Sasirangan sebagai salah satu kekayaan seni budaya Indonesia khususnya Banjarmasin. Dengan cara mewajibkan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mengenakan pakaian Sasirangan setiap hari Kamis, sebagai wujud mencintai dan memperkenalkan produk daerah. Saat ini motif sasirangan sudah banyak sekali jenis dan ragamnya, hal ini dikarenakan semakin banyaknya peminat yang datang dari luar daerah sehingga memicu pengrajin sasirangan untuk membuat kain sasirangan menjadi lebih unik dan menarik. Namun kesuksesan kain sasirangan ini rupanya harus mendapat cobaan karena kain sasirangan palsu mulai beredar di pasaran. Yaitu kain sasirangan buatan negara China yang dibuat dengan mesin. Sehingga harganya pun lebih murah dibandingkan dengan Sasirangan Asli buatan tangan. Hal ini membuat pengrajin sasirangan sempat resah, khawatir Sasirangan Asli tidak laku lagi. Yang akan berdampak kepada penghasilan mereka. Namun rupanya hal ini tidak terjadi karena peran serta Pemerintah Daerah yang langsung mempatenkan (mendaftarkan) beberapa motif kain sasirangan sebagai salah satu kekayaan Kalimantan Selatan. Serta peran serta masyarakat Banjar lebih mencintai Sasirangan Asli dibandingkan Sasirangan Palsu. Saya sebagai orang Banjar pun akan merasa malu jika memakai Sasirangan Palsu. So... Cintailah Produk Dalam Negeri dan hargailah hasil keringat orang (pengrajin) sebagai wujud cinta kita akan budaya bangsa, jangan sampai kekayaan budaya bangsa kita diakui sebagai budaya negara tetangga. Seperti yang pernah terjadi pada waktu yang lalu. Salam Hangat, Cekgu Inas




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline