Lihat ke Halaman Asli

Mendamba dan Menggalau

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika hati ini sepi, hampa yang tiba-tiba muncul Detik demi detik yang berkecamuk dalam pikiran dan dalam hati Ada rasa sombong untuk menangkalnya Tapi akhirnya rapuh dan hanya bisa tersungkur membisu Sekali lagi kenapa galau itu menghampiri Bukankah hati yang berharap padaNya Menghamba dan mendekat padaNya Akan dilindungi oleh kehampaan dan kegalauan Namun, ternyata Tuhan ingin berseteru atau sekedar menyapa diri Kehampaan yang menghampiri Kesombongan yang sering menghinggap Pertanda bahwa hati ini masih jauh dariNya Masih menapak dalam jalan semu yang tak tentu arah Kegalauan timbul karena rasa khawatir Kekhawatiran yang seharusnya di umpat saja Menjauh dari asa yang selalu berharap Kekhawatiran karena harapan yang begitu tinggi Namun  harapan itu tak kunjung dating Tuhan, kalau aku boleh meminta Tapi pantaskah aku meminta Kalau saja harapan yang aku inginkan ada Taruhlah ia di pelupuk mata ku Sehingga setiap mata ini mengedip Keyakinan itu muncul bahwa Kau akan memberikan harapan itu Menunggu dan aku akan terus menunggu Sampai Kau memberikan cahaya harapan itu datang Sebelum diri ini tersungkur begitu jauh Dan terbelenggu dalam kegalauan yang begitu panjang I thank You and I rely on You, God. Azkiya Asn 060811




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline