Lihat ke Halaman Asli

Hakikat LDR: Antara Ada dan Tiada

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1361080356582889018

LDR (Long Distance Relationship) sering di artikan hanya secara bahasa saja yakni sebagai hubungan jarak jauh, hubungan yang di jalani karena jarak dan tempat yang berjauhan. Kebanyakan orang menganggap menjalani LDR akan di pastikan hubungan yang di jalani tidak akan bertahan lama, hal itu mungkin di sebabkan oleh intensitas tatap muka yang teramat jarang, atau bahkan tidak pernah bertemu sama sekali. Dan hanya sedikit orang yang sukses menjalani LDR. Pemahaman LDR yang dangkal itulah yang sering membuat hubungan menjadi lebih sulit di jalani sehingga berujung pada perpisahan.

Menjalin hubungan dengan jarak dan tempat yang berbeda atau berjauhan (LDR) menurutku itu sudah biasa dan tidak perlu lagi di permasalahkan atau bahkan di jadikan dalih untuk keretakan sebuah hubungan. Menurutku masalahnya bukan terletak pada jarak dan tempat. Tapi lebih kepada keyakinan perasaan untuk merasa lebih dekat atau keyakinan perasaan untuk merasa lebih jauh. Analoginya seperti ini, Pernahkan anda merasa mempermasalahkan keyakinan anda terhadap Tuhan yang berbeda tempat dan jauh akan merusak keimanan anda? saya rasa bagi orang yang beriman tidak akan pernah mempermasalahkan hal tersebut, karena mereka yakin tuhan sangat dekat dengannya walaupun berbeda jarak dan tempat bahkan ruang dan waktu.

Bukankah kita atau bahkan orang yang beriman sekalipun ketika menjalin hubungan dengan Tuhannya, mereka tidak melihat atau bertemu tuhannya. Tapi kenapa orang yang beriman begitu yakin terhadap tuhannya, bahkan mengatakan “saya cinta kepada tuhan saya”. Pernahkah anda berpikir bagaimana seseorang mengatakan cinta, tapi tak pernah melihat wujudnya?. Saya rasa itu mustahil jika mereka tidak mempunyai rasa yang sangat dalam untuk merasakan kehadirannya.

Dalam sebuah hadits atau ayat Al-Qur’an (saya lupa), di katakan “sesungguhnya tuhan lebih dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi kita”. Kalimat itu mempunyai makna yang sangat dalam, bagaimana tidak? kita yang tidak tahu bentuk dan wujud Tuhan, tapi Tuhan mengatakan bahwa dirinya dekat sekali dengan kita. Sungguh hanya orang yang punya rasa keyakinan yang sangat tinggi yang mampu merasakan dekatnya tuhan.

Mari kita kaitkan dengan hubungan dengan sang kekasih, Pernahkah anda merasa hubungan anda dengan sang kekasih terasa jauh walaupun secara pisik berdekatan? hanya 5 meter dari rumah (kaya lagu dangdut). Sebaliknya pernahkah anda merasa hubungan anda terasa dekat dengan kekasih meski jarak dan tempat berjauhan?. Untuk menyikapi hal berbeda namun hakikatnya sama, menurut saya filosofi keimanan terhadap tuhan di atas patut di jadikan sebuah pedoman kita untuk menjalin hubungan baik LDR atau tidak dengan sang kekasih.

Saya sangat yakin bila seseorang sudah mampu menerapkan filosofi rasa keyakinan terhadap tuhan di atas di terapkan dalam menjalin hubungan dengan kekasihnya mustahil akan kandas, LDR tidak akan berpengaruh apa-apa. Dalam hubungan dengan kekasih ayat di atas bisa kita ganti redaksinya “sesungguhnya kamu lebih dekat denganku, bahkan lebih dekat dari jarak rumah kita yang hanya 5 meter”. Artinya keyakinan perasaanlah sebenarnya yang menyebabkan hubungan kita layak di sebut LDR atau tidak. Jadi hakikatnya LDR itu bukan hanya sebatas menjalin hubungan jarak dan tempat yang berbeda dan berjauhan, tapi lebih layak di katakan menjalin hubungan karena hati merasa jauh atau hati merasa dekat. Bener-bener cinta atau hanya setengah-setengah cinta. kurang lebih begitu hakikatnya.

Jadi, jangan biarkan rasa sayang dan cinta anda di kalahkan oleh keadaan, terlalu istimewa jika rasa sayang dan cinta kita tumbang hanya dengan status LDR. Jangan gadaikan keimanan kita terhadap Tuhan dengan sebungkus mie goreng, dan jangan gadaikan rasa cinta dan sayang kita terhadap pasangan karena berat di ongkos dan pulsa.

Jadi yang ingin saya sampaikan disini adalah orang yang gagal dalam menjalin LDR bisa di pastikan kasih sayang dan cintanya hanya sebatas dalam mulut, tak ada keyakinan dalam hatinya sama sekali terhadap pasangannya. Dan yang sukses dalam menjalin LDR adalah orang yang ibarat dalam ilmu tasawuf sudah berada pada level ma’rifat, sebesar apapun godaan terhadap cintanya, apalagi hanya masalah LDR, tidak akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hubungannya dengan sang kekasih. Arak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline