Lihat ke Halaman Asli

Wanita dan Rasa Kue

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu (03/03/11), di dunia maya, mata saya tertuju pada sebuah catatan dengan judul“Anda pilih mana, Suami Anda Jajan atau Poligami”. Sekilas, judul ini menghidangkan dua pilihan yang sama beratnya. Memilih jajan beresiko tertular virus penyakit, dan memilih poligami beresiko virus hati. Kalau pilihan ini wajib bagi seorang istri, maka saya percaya hampir semua istri akan minta waktu yang panjang untuk berfikir sebelum menjatuhkan pilihannya.

Secara pribadi, saya tidak sepenuhnya setuju dengan pilihan di atas. Pilihan di atas seakan memaksa kita untuk berhenti berfikir akan alternatif lain yang bisa dijadikan solusi. Saatnya kita meluruskan defenisi-defenisi yang menyimpang tentang poligami tersebut. Wacana yang cenderung diakal-akali agar mendapatkan legitimasi ini, saatnya diluruskan. Lihatlah, seakan satu-satunya alasan kenapa banyak lelaki yang “jajan” di luar karena sang istri tak merelakan suaminya berpoligami.

Dalam catatan tersebut, saya mengemukakan komentar sederhana. Saya hanya menyatakan bahwa kalau semua muara dari persoalan poligami adalah nafsu, maka solusinya adalah mengendalikannya. Sengaja saya kemukakan ini, karena saya dan kita semua tahu bahwa salah tugas sebelum dicapnya kita sebagai hamba yang beriman adalah seberapa mampu kita mengendalikan nafsu. Di sinilah letak perjuangannya.

Sewaktu saya memposting catatan ini di FB, salah seorang kawan menambahkan perspektif lain. Kawan yang berprofesi sebagai seorang hakim ini menuturkan bahwa dalam ranah politik hukum, sengaja poligami selalu diusung sebagai tema kajian, dengan tujuan membangun ke'sangsi'an terhadap nilai-nilai hukum Islam. poligami dipandang sebagai menu black campaign paling berpengaruh. lanjutx, tanpa pernah disinggung oleh mereka, dalam Code Napoleon (induk kitab hukum belanda) ada pasal-pasal yg melegalisasi prostitusi, meski pada bab lain ada penegasan monogami mutlak. jika demikian, pilihan hukum pd "hukum Islam" atau "hukum eropa" sama dengan pilihan antara "poligami legal" atau "poligami ilegal". Data statistik disajikannya, meski dilegalkan dlm hukum Islam, di Iran 98% keluarga muslim ber-monogami, di India 97%, di Indonesia bahkan 99%. Artinya, meski hukum Islam membolehkan poligami, tidak berarti semua laki-laki muslim jadi kebelet poligami. Itu semua lebih untuk menghindari poligami ilegal karena dipandang hina dan keji.

Saya juga akan mengemukakan sebuah kajian dalam Al- Quran berkenaan dengan ayat poligami. Fain khiftum allaa ta'diluu fawaahidah......(QS.4:3): Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja". juga pada ayat 129 di surah yg sama : Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di ...antara istri-istri (mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian". Dalam dua ayat tersebut tidak ada pertentangan dan ayat yang pertama tidak dinasakh oleh ayat yang kedua, akan tetapi yang dituntut dari sikap adil adalah adil di dalam membagi giliran dan nafkah. Adapun sikap adil dalam kasih sayang dan kecenderungan hati kepada para istri itu di luar kemampuan manusia, inilah yang dimaksud dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala pada ayat 129 tadi (Wallahu A’lam). Demikian kawan saya menyampaikan penafsirannya.

Dalam hadis yang diriwayatkan Ahmad bin Hambal, nabi bersabda, ''Pandangan [bernafsu] adalah anak panah yang beracun dari busur Iblis. Barang siapa yang menahan pandangannya dari kemolekan wanita, Allah akan memberikan kenikmatan dalam hatinya sampai hari perjumpaannya dengan Allah.''

Untuk melengkapi catatan ini, saya akan mengangkat kembali cerita yang dikirimkan seorang kawan melalui surat electronik. Cerita ini sebenarnya telah saya kemukakan sebelumnya di jejaring sosial ini.


Ibnu Abbas bukan cuma seorang yang pandai dan cerdik, tetapi juga tampan. Banyak gadis tergila-gila padanya. Namun, dia hanya ingin beristri wanita salihah. Allah mengabulkan keinginannya.

Pada suatu hari, istrinya diajak bersilaturahmi ke semua kerabat dan handai taulan. Tetapi, orang-orang, terutama kaum lelaki, selalu lebih melirik pada sang istri ketimbang Ibnu Abbas. Ibnu Abbas merasakan lirikan itu penuh nafsu dan gairah. Hal ini membuatnya galau.

Akhirnya, Ibnu Abbas mengundang para rekan dan kerabatnya berkunjung kerumahnya. Dia menyediakan mereka hidangan kue berbentuk sama, tetapi beraneka warna, mulai dari putih, coklat, kuning, dan hitam. Ibnu Abbas mempersilakan para tamunya mencicipi hidangan itu. ''Wah, kue yang coklat ini lezat,'' bisik seorang tamunya.

''Tetapi, kue yang putih ini juga nikmat,'' bisik tamu lainnya. Tamu yang telah mencicipi kue coklat itu tidak percaya, lalu mencoba kue-kue yang disarankan rekan-rekannya. ''Nah, rasanya sama 'kan dengan kue yang berwarna coklat tadi?'' tanya seorang rekannya.

Perbincangan para tamu berkutat pada kue yang beraneka warna, namun satu rasa, manis semua. Akhirnya, Ibnu Abbas berbicara, ''Saudara-saudaraku semua, saya sengaja memberi warna kue ini dengan warna putih, coklat, kuning, hitam, namun rasanya sama, manis semua. Begitu juga dengan istri-istri saudara. Meraka yang berkulit putih, coklat, kuning, dan hitam, walaupun berbeda warna, rasanya bisa saya pastikan sama semua.''

Rasulullah saw menganjurkan kepada mereka yang sudah beristri, jika melihat wanita lain lalu bernafsu, hendaknya segera pulang dan menunaikan kewajibannya sebagai suami terhadap istri. Apa yang dimiliki wanita lain juga ada pada istri kita.

Sementara itu, terhadap mereka yang belum menikah, dalam hadisnya Rasulullah berkata, ''Wahai para pemuda, siapa pun di antara Anda yang sudah mampu (memberi nafkah lahir batin) segeralah menikah. Sementara bagi yang belum mampu, lebih baik baginya berpuasa karena puasa dapat membendung hawa nafsu.''

kalau ternyata semua rasanya sama, untuk apa mencoba yang lain, Wallahu A’lam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline