Sebagian dari pembaca pasti belum mengetahui dimana posisi geografis kabupaten Malaka. Letaknya di bagian paling ujung pulau Timor-NTT yang berdekatan dengan Timor Leste. Kabupaten ini adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Belu, terdiri dari 12 kecamatan dan 127 kelurahan. Populasi penduduk di tempat ini berjumlah 186.622 jiwa (wikipedia).
Kabupaten yang menjadi daerah pemilihan Setya Novanto ini belakangan dipusingkan dengan pelayanan elektronik-KTP di dinas kependudukan setempat. Salah satu warga Malaka, Elly Seran, mengeluhkan hal ini kepada saya, Jumat (21/7) pagi. Katanya dia sedang kesulitan mengurus E-KTP lantaran pendaftaran dan pembuatannya berbelit belit dan dijatah hanya 50 KTP setiap hari. "Kami sangat kesulitan mendapatkan E-KTP, sekarang saya sedang mengantri," ujar Elly.
Pengurusan juga sangat lamban dengan antrian yang cukup panjang. "Mereka mendahulukan orang dalam dan kenalan," katanya. Saya sendiri mengganggap hal ini sebagai sesuatu yang biasa dan bukan berita baru. Seperti pengalaman saya mengurus E-KTP di Dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Lebak Propinsi Banten. Saya mencoba mengikuti antrian hanya untuk melengkapi formulir, tetapi waktunya sangat lama dengan antrian yang cukup panjang tetapi juga berbelit belit.
Akhirnya E-KTP saya terbit juga setelah beberapa minggu lamanya. Alasannya karena masih menunggu pengiriman kartu yang masih di cetak di Jakarta. Kalau kota penyangga ibukota Jakarta saja susahnya minta ampun untuk membuat E-KTP, apalagi kabupaten pemekaran di daerah perbatasan seperti Malaka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H