Lihat ke Halaman Asli

Toleransi Masyarakat dari Ujung Barat Pulau Sunda

Diperbarui: 31 Mei 2017   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruas Jalan Multatuli Rangkasbitung dengan view RS Misi Lebak

Secara geografis Kabupaten Lebak terletak di ujung Barat tanah sunda dan berbatasan dengan Kabupaten Serang, Kabupaten Pandegelang, dan Kota Tangerang. Mayoritas penduduknya beragama muslim. Sejak dahulu hingga sekarang mereka masih menjunjung nilai toleransi, karena bisa hidup berdampingan dengan penduduk pendatang (non muslim). Banyak gereja tumbuh dan berkembang di daerah ini, semenjak dahulu hingga kini tidak pernah ada perselisihan.

Di kota kabupten, yakni kota Rangkasbitung ratusan bahkan ribuan penduduk pendatang hidup berdampingan dengan penduduk asli, bahkan saling menikah dan memperoleh keturunan. Penduduk pendatangan di antaranya berasal dari tanah Sumatera, tanah Jawa maupun perantau dari bagian timur Indonesia. Pekerjaan merekapun beragam, ada yang mengabdi sebagai PNS, guru, karyawan, pengusaha maupun pedagang keliling. Secara sosial, ekonomi dan budaya memang berbeda tetapi justru saling mengisi.

Di kota Rangkasbtung sendiri ada beberapa gereja besar yakni, Gereja Kristen Pasundan (GKP), Gereja Bethel Indonesia (GBI), dan Gereja katholik. Institusi Kristen lain yang ada di kota dengan mayoritas muslim ini, yakni sekolah satu atap Mardi Utomo, Mardi Yuana, dan salah satu Rumah Sakit katolik Misi Lebak. Palayanan Kristen yang bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan tersebut selama ini memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.

Salah satu keluarga yang mengantuk Islam dan Kristen di Rangkasbitung

Kabupaten yang kaya dengan Sumber Daya Alam di Indonesia ini mampu memberikan ruang bagi penduduk non muslim untuk hidup berdampingan. Dan hal ini adalah sesuatu yang langka di Indonesia di zaman sekarang. Ketika dunia diguncang dengan isu intoleransi, masyarakat Lebak sebagai masyarakat dengan beragam etnis dan agama diyakini mampu berdiri di garda terdepan untuk menggaungkan toleransi di dalam keberagaman dan kedamaian.

Tulisan yang bertepatan dengan hari kesaktian pancasila yang akan di rayakan 1 Juni 2017, menjadi salah satu lilin kecil di tengah tengah Indonesia dengan keberagaman suku, ras, agama, dan etnis. Semoga toleransi yang diciptakan di tengah tengah keberagaman di ujung barat sunda, ini juga mampu menjalar ke seluruh pelosok negeri di negara kita tercinta Republik Indonesia, selamat hari kesaktian pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline