Lihat ke Halaman Asli

Zakaria Rasyid

make great to be great

Uang Receh

Diperbarui: 2 Februari 2022   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Di satu kesempatan ketika menemukan UANG RECEH dijalan, maka yang sering kita lakukan adalah mengabaikannnya, mengacuhkannya atau bahkan memungutnya tanpa rasa dengan langsung melemparkannya begitu saja. Hal ini dikarenakan karena nilai yang dimiliki oleh UANG RECEH tidak bisa digunakan untuk membeli sesuatu yang berharga ataupun yang bernilai besar. Nilai UANG RECEH terkadang tanpa kita sadari ada pada diri kita, ada pada kelompok-kelompok kita dan bahkan ada pada bangsa kita.


Menganggap diri paling hina, tiada berharga, tiada berdaya karena seringnya membandingkan diri dengan orang lain, membandingkan rupa, membandingkan kekayaan, membandingkan pencapaian, membandingkan hal-hal yang justru melupakan nilai diri yang telah Tuhan titipkan pada masing-masing individu, nilai diri yang tidak bisa disamakan dengan nilai UANG RECEH, nilai diri yang telah Tuhan titipkan dengan penuh kehormatan dan kemuliaan pada manusia, yang dengannya malaikat dan iblis diminta untuk bersujud dengan takzim oleh Tuhan seru sekalian alam, namun anehnya manusia sendiri yang membuat dirinya bernilai UANG RECEH.


Dalam satu komunal yang menganggap kelompoknya lebih baik, lebih utama, lebih sempurna dibanding kelompok yang lain. Membuat keutuhan dan keseimbangan yang telah Tuhan amanahkan kepada semesta ini kacau balau. Saling tuduh, saling serang, merendahkan, mengabaikan, mengacuhkan, mengintimidasi dan segala hal yang menjadikan komunal itu bisa memenangkan dan memperkokoh legitimasinya dengan pongah dan penuh jumawa. Namun pada dasarnya tiadalah nilainya lebih rendah dari iblis yang nilainya tidak sebanding dengan nilai UANG RECEH dihadapan Tuhan seru sekalian alam. Orang-orang yang merasa paling benar, menggunakan hukum sesuai kehendak dan kepentingannya, memperturutkan hawa nafsu, mengadu domba, menghasut adalah orang atau kelompok yang nilainya lebih rendah dari UANG RECEH.


Bangsa yang maju adalah bangsa yang tidak bernilai UANG RECEH, bangsa yang pemimpinnya mampu menyatukan nilai-nilai kecil berserakan menjadi nilai yang sangat berharga, bangsa yang pemimpinnya mampu mengumpulkan beragam nilai menjadi rahmat bukan menjadi bencana dan perpecahan, bangsa yang pemimpinnya mampu meredam murka menjadi tawa, air mata menjadi embun pagi yang sejuk hingga ke relung, bangsa yang maju adalah bangsa yang penduduk dan masyarakatnya tidak bernilai UANG RECEH.

#CatatanKuPengingatku
#AllahMemuliakanMuDenganKetaqwaanSebagaiNilaiDirimu
#Qs. Al-isro':70




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline