Lihat ke Halaman Asli

Pengeluaran Rumah Tangga Meningkat di Bulan Ramadhan, Mengapa ?

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak yang mengeluh atau mengaku kalau pengeluaran rumah tangganya justru meningkat di Bulan Ramadhan. Fenomena ini tidak terlalu mengherankan dan dapat dianalisa bahwa pengeluaran setiap orang ataupun Rumah Tangga pada Bulan Ramadhan memang cenderung meningkat karena harga-harga sembako rata-rata mengalami kenaikan secara simultan, mulai saat menjelang puasa hingga menjelang lebaran.

Dan pada kenyataannya umat Muslim Indonesia pada umumnya antusias merespon datangnya bulan puasa (Ramadhan), ada yang berbeda maupun realisasi khas yang dilakukannya sebagai bentuk antusiasme mereka yang tidak biasanya dilakukan pada bulan-bulan diluar ramadhan. Seperti perbedaan menu makanan saat berbuka puasa atau sahur yang cenderung “lebih bergizi” serta variatif setiap hari.

Kalau fenomena diatas dihubungkan kembali dengan realitas pasar yakni terjadinya kenaikan harga-harga sembako, maka wajarlah kalau pengeluaran Rumah Tangga kita menjadi bertambah atau meningkat. Meningkatnya pengeluaran/pembiayaan bukan pada frekuensi makan, tetapi pada peningkatan kualitas makanan.

Begitupun dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selain kebutuhan sembako, seperti pakaian, alat-alat dapur atau mebel. Masyarakat kita rata-rata masih menganut kebiasaan untuk membeli atau memperbaharui pakaian, alat-alat dapur atau mebel Rumah Tangganya pada momentum bulan Ramadhan, terutama saat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sehingga sangat terasa adanya arus berbelanja yang begitu besar menjelang Hari Raya Idul Fitri, mulai dari masyarakat yang bermukim dipedalaman hingga perkotaan serentak melakukan hal yang sama pada pusat-pusat perbelanjaan. Maka menjelang lebaran akan tampak keramaian yang “padat bertumpuk” di mall-mall, super market/pasar modern ataupun pasar-pasar tradisionil.

Meningkatnya pengeluaran Rumah Tangga pada bulan Ramadhan mengindikasikan pula bahwa pengeluaran masyarakat kita tidak hanya tersedok pada belanja sembako tetapi juga banyak terdistribusi pada pembelanjaan kebutuhan primer lainnya serta pengadaan kebutuhan sekunder yang diperbaharui. Pengeluaran biaya di bulan puasa tidak berarti mengurangi jatah belanja makan atau minum disiang hari, tetapi korelatif dengan realitas harga-harga, kecenderungan personal maupun kultur masyarakat pada umumnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline