Lihat ke Halaman Asli

“Pak Jokowi Masih Butuh Wanita ke-4: Karena Itu Saya Beranikan Diri Melamar pada Beliaunya !

Diperbarui: 22 Agustus 2017   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kaskus.co.id

Sebenarnya saya bukan orang yang suka mengekspos diri, tapi kondisi negara ini membuat saya harus melakukan hal ini. Saya mohon maaf pada semua pembaca, jadinya terpaksa “pamer diri” dan seolah membuat sensasi. Tapi misi saya yang sesungguhnya adalah meluruskan dan membantu pemerintahan Pak Jokowi, dimana ini juga merupakan bagian dari tanggung-jawab saya, karena sudah promosi Pak Jokowi pada saat Pemilu yang lalu.

Pada pemerintahan yang sedang berjalan saat ini, saya mengetahui bahwa negara dalam kondisi kesulitan keuangan, yaitu diperkirakan defisit anggaran Rp 200 T lebih. Ini. Pemerintah panik sehingga demi menyelamatkan APBN 2016, maka harus potong anggaran sana-sini. Sementara pertumbuhan perekonomian juga masih lesu, dan utang negara terus membengkak. Jalan pintas yang diambil pemerintah terkesan jadi menghalalkan segala cara. Yang di mata saya, seharusnya tidak perlu dilakukan, yaitu: 2 kali melakukan pergantian kabinet, memberlakukan UU TA yang memberi peluang membebaskan para koruptor/penjahat lainnya dengan tebusan yang sangat murah, sampai-sampai mau memilih pejabat negara "WNA”.

Padahal menurut saya ada hal-hal yang sangat mudah, sepele, dan tidak membutuhkan anggaran besar, tetapi justru tidak dilakukan oleh Pak Jokowi. Kuncinya, “asal kita tahu permasalahan bangsa yang sesungguhnya, dan bisa menemukan solusi yang tepat. Pasti banyak kesulitan yang akan bisa diatasi. ”

Barangkali ada yang menyela, “kalau begitu kenapa tidak jadi presiden sekalian saja ! Sehingga bisa merasakan, betapa sulitnya menata negeri ini.”

Saya katakan TIDAK ! Negeri ini tidak bisa diselesaikan oleh seorang presiden saja. Karena urusan di negara Indonesia itu PALING RUMIT DI DUNIA. Orang-orang “baik” di negeri ini harus berbagi peran: ada pemikir nasional yang seharusnya dilakukan oleh MPR, ada pelaksana yang seharusnya dilakukan oleh Presiden/PM, ada pembuat peraturan yang seharusnya dilakukan oleh DPR, ada pengawas, dan ada pihak yang yang melakukan penegakan hukum. Kemudian sepertinya ada satu lagi, yaitu “penjaga moral” bangsa. Jadi tidak bisa, semua itu harus ditangani oleh seorang presiden. Apalagi kalau dengan wakilnya tidak bisa berbagi tugas dengan baik.

Pada sisi lain, upaya saya untuk memberikan masukan kepada presiden melalui surat, email, sms, media online, melalui tokoh yang saya nilai kredibel, medsos, dan media massapun gagal total. Sepertinya ada yang sengaja menghadangnya ! Bahkan komputer saya sempat beberapa hari tidak bisa konek dengan internet, padahal yang lainnya tidak apa-apa. Sehingga dalam kondisi seperti itu saya merenung, “Apakah Tuhan tidak mengijinkan saya untuk berjuang memperbaiki bangsaku ? Tidak bolehkah negeriku ini sejahtera ?”

Dalam renungan itu, saya kemudian mendapat kesimpulan, bahwa saya harus mengubah strategi perjuangan saya, karena situasinya sudah benar-benar mendesak. Masyarakatpun semakin banyak yang resah, ini bisa membuat situasi tambah semakin buruk.

Saat ini, Pak Jokowi sudah punya 3 wanita yang hebat: Bu Jokowi, sebagai pendamping yang hebat. Bu Susi sebagai “eksekutor” yang hebat (walau saya tidak setuju kalau melakukan bom-boman). Bu Sri Mulyani, sebagai bendahara yang hebat. Tetapi, agar Pak Jokowi tidak tersandung-sandung lagi, masih butuh satu teman lagi, yaitu Pak Jokowi butuh "teman berpikir” yang hebat. Itulah yang selama ini sepertinya belum ada, sehingga Pak Jokowi harus terbentur terus dengan berbagai masalah-masalah yang baru. Karena itu, saya memberanikan diri melamar menjadi Tim Pemikir Bapak, yang kebetulan juga seorang wanita. Semoga Pak Jokowi mau menerimanya !

SURAT LAMARAN

Kepada

Yth. Bapak Presiden Jokowi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline