Lihat ke Halaman Asli

Gelisah

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anak-anak manusia di banyak sudut jalan
Matanya menjelajah jilati malam hari
Hingga mata berubah warna
Karena terlampau banyak tanya dan penasaran
Pada pohon, pasir, pantai, musik mereka mengadu
Diantara lampu-lampu jalan mereka sandarkan mimpi
Pada banyak sudut ia berbagi keterusterangan

Berbagai tingkatan gelisah
Dalam terang, remang-remang, dan gelap menghamburkan uang
Terlampau sedikit senyum ramah hadir
Amarah, apologi, mengada-ada atas nama materi terlampau sering dimunculkan
Senang-senang dan bapasiar yang terlalu over membuat muak

Kumelintasi padang gelisah panas membara
Kulewati hutan belantara yang membingungkan
Kutatap langit yang nampak gelisah
Sesekali memuntahkan badai dan hujan yang rumit

Aku gelisah, kamu gelisah, kalian gelisah
Tak penting untuk apa bukan soal lagi
Keserakahan dan kekuasaan menjadi sasaran
Diujung jalan itu mencoba membaca hidup
Yang nampak gelisah dan gelisah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline