Lihat ke Halaman Asli

Hemat Ratusan Milyar Per Hari, DPR Sindir Pertamina Tak Turunkan Harga

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mempertanyan harga BBM yang tak kunjung turun usai pembubaran PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Pasalnya, tanpa anak usahanya ini, ramai diberitakan Pertamina bisa menghemat uang pengeluaran sebesar Rp.250 milyar per hari.

"Kalau ada inefisiensi di Petral kan mengakibatkan biaya pengadaan tinggi. Sekarang Petral dibubarkan, berarti harapan rakyat kalau dibubarkan itu berarti biaya pengadaannya turun kan. Kalau biaya pengadaannya turun, BBM harganya turun," ujar Kardaya di Jakarta

Kardaya mendesak pemerintah untuk segera menurunkan harga BBM. Dia menganggap, jika penghematan itu tidak dibarengi penurunan harga BBM, maka tidak ada artinya. Yang terpenting bagi rakyat adalah dampak langsung yang bisa dirasakan.

"Sekarang ya jangan dulu ditepuk tanganin dong, kalau berkat dibubarkannya Petral maka harga BBM turun itu baru kita tepuk tangan," sindir Kardaya.

Menanggapi sindiran itu, Direktur Utama PT Pertamina Persero Dwi Soetjipto berdalih harga BBM saat ini sudah lebih baik dibanding sebelumnya. Selain itu, Soetjipto menyebut efisiensi tersebut belum cukup dan perlu ditingkatkan lagi agar harga BBM bisa turun.

"Karena itu, kalau nanti efisiensi sudah meningkat maka tentu saja kita akan kaitkan dengan harga jual kita agar lebih efisien. Petral bagian supaya lebih efisien," ujar Dwi di Balai Kota DKI Jakarta.


Belum cukupkah efisiensi sebesar Rp. 250 milyar per hari atau sebesar 15% dari nilai transaksi Pertamina yang sebesar 1.7 triliyun per hari itu, agar harga BBM bisa turun?.

Ternyata berita pengehematan sebesar Rp.250 milyar per hari itu hanyalah hasil mark-uk media alias berita hoax. Pasalnya angka itu bukanlah penghematan per hari Pertamina, tetapi kumulasi penghematan untuk beberapa bulan. Menteri ESDM Sudirman Said sebenarnya menyebutkan bahwa angka sebesar Rp.250 milyar itu adalah penghematan kumulatif semenjak Pertamina mengambil alih tugas Petral membeli BBM, yakni sejak 3 bulan lalu. Jadi bukan penghematan sejak Petral dibubarkan secara resmi, yakni beberapa hari yang lalu atau tepatnya tanggal 13 Mei 2015.

Entah mengapa beberapa media besar membuat berita dengan menyebut penghematan oleh Pertamina itu sebesar Rp. 250 milyar per hari. Beberapa media lain mengutip dengan benar pernyataan Sudirman, contohnya yang berikut ini:

“Yang menarik begini, kami laporkan juga, dalam 3 bulan saja, Pertamina melalui ISC-nya dan setelah Petral berubah bentuk bukan lagi single buyer, itu terjadi penghematan US$ 22 juta. Itu baru 3 bulan,” kata Sudirman di kompleks Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/5). (beritasatu.com).

“Maka dari itu, tak heran Direktur Utama (Dirut) Pertamina Dwi Soetjipto melaporkan ke media dan pemerintah. Dalam tiga bulan, ISC hemat USD22 juta atau Rp250 miliar,” ujar Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Sudirman Said di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (15/5/2015). (okezone.com)

Jadi penghematan yang betul adalah 250 milyar dalam 3 bulan atau Rp. 2,8 milyar per hari. Angka sebesar itu mungkin didapat dari penghentian biaya operasional Petral. Di sisi lain, sebenarnya tentu ada pula biaya tambahan yang ditanggung Pertamina karena menangani secara langsung pembelian BBM. Pantaslah Dwi Soetjipto masih gamang untuk menurunkan harga BBM.

Sumber bacaan:

http://www.merdeka.com/uang/disindir-dpr-soal-petral-bos-pertamina-sebut-harga-bbm-bakal-murah.html

http://economy.okezone.com/read/2015/05/15/19/1150191/alihkan-fungsi-petral-ke-isc-pertamina-hemat-rp250-miliar

http://www.beritasatu.com/ekonomi/274197-tanpa-petral-pertamina-klaim-hemat-us-22-juta-dolar-dalam-3-bulan.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline