Lihat ke Halaman Asli

Malangnya Nasib Pasar Tradisional

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Cobalah, sesekali anda masuk ke dalam Pasar Tradisional, jika memang anda jarang atau bahkan belum pernah memasukinya. Mungkin saja, Pasar tradisional yang anda masuki begitu parah dan memprihatinkan kondisinya, baik sarana maupun prasarananya atau bahkan keamanan dan kenyamanan bagi penjual maupun pembeli hampir tak ada. Biasanya sebagian besar pasar tradisional memiliki permasalahan seperti berikut; jalan rusak yang berlubang dan berkubang air dimana-mana, akses pengunjung menuju pasar terganggu karena hal itu, kemudian ketika kita mulai memasuki lorong-lorong pasar, kekumuhan terlihat. Lorong yang, mungkin, hanya cukup untuk satu orang saja, bila berpapasan harus ada yang mengalah atau saling mengalah untuk memiringkan badan. Lorong yang dipenuhi dengan barang dagangan dan lapak-lapak serta sampah-sampah berserakan bahkan menumpuk. Lalu, jika anda menengok ke atas sambil menengadahkan wajah dan kepala, maka akan terlihatlah kabel-kabel lampu penerangan saling sengkarut tak teratur. Apa yang terjadi jika terjadi korsleting, kita bersama sudah sering mendengar kabarnya di berbagai media bukan? Ya, "kebakaran' akibat korsleting arus listrik. Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan adalah mengapa pasar tradisional, yang merupakan tempat begitu banyak warga negara kita mencari bagi keberlangsungan (ke)hidup(an) mereka, tak pernah diperhatikan secara serius oleh pemerintah di berbagai tingkatan mulai dari pusat sampai daerah melalui desain kebijakan yang melindungi, memberdayakan, dan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi mereka dan para pembeli yang datang? Jawabannya hampir dapat dipastikan, adalah karena sistem ekonomi kita yang sudah sangat tidak berdasar kepada "ekonomi kerakyatan" dan "Pancasila".

Memang, masih ada beberapa daerah yang begitu memperhatikan pasar tradisional dengan baik dalam kebijakannya. Sebut saja, Solo dan Bantul. Seharusnya kedua daerah tersebut menjadi percontohan positif bagi daerah lain. Jika anda pernah ke Bantul, anda akan menemukan Pasar tradisional di sana begitu teratur bangunannya, tersusun rapi kios-kiosnya, bersih, cenderung nyaman dan aman, serta mudah akses jalan dan sarana-parasarana penunjangnya baik dan memadai. Pemerintah Kabupaten Bantul, mengatur dan menerapkan kebijakan terkait Pasar Tradisionalnya dengan payung hukum (Perda) yang jelas. Bahkan di Bantul, pemerintahnya dengan tegas melarang adanya pasar-pasar modern skala besar (hypermarket  dan atau Mall-mal) dengan sebuah Perda yang jelas.

Akhirnya, dapat dikatakan faktor kenyamanan menjadi salah satu hal yang paling harus diutamakan. Kondisi pasar tradisional seharusnya menjadi parameter kemajuan sebuah daerah, karena tentu dengan demikian dapat dikatakan para pedagang,  akan lebih bersemangat dalam mengais rizki demi penghidupan mereka. Sang pembeli pun akan berbondong-bondong dan merasa nyaman dan aman berbelanja di pasar tradisional. Ketika perawatan pasar tradisional tak maksimal, kenyamanan kota boleh dikatakan setali tiga uang. Jangan hanya menata pada bagian pusat kota saja, dan malah mengabaikan daerah pinggiran (periferal) daimana pasar-pasar tradisional berada. Faktor keamanan menjadi faktor signifikan lainnya. Banyak orang atau pembeli beranggapan, masuk pasar tradisional adalah masuk ke sarang pencopet sehingga harus selalu ekstra hati-hati agar tidak jadi korban pencopetan. Ini menjadi preseden buruk sekaligus stigma yang harus segera dihilangkan dengan mendesain kebijakan yang maksimal dan mampu mengeliminasi semua itu. Menjadi tugas kita bersama untuk selalu mengingatkan pengambil kebijakan di daerah kita akan pentingnya merevitalisasi dan "mempercantik" pasar tradisional yang ada. Semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline