Jika Anda tertarik untuk menekuni olahraga lari yang akhir-akhir ini sedang naik daun, jangan lupa untuk mempersiapkan diri agar fisik Anda tidak cedera.
Persiapan kerap diabaikan oleh pelari pemula padahal olahraga ini juga memiliki risikonya sendiri.
Di sini kita akan membahas beberapa pertanyaan penting yang kerap ditanyakan orang-orang yang tertarik untuk memulai olahraga lari dan menjadikannya sebagai rutinitas dalam keseharian mereka.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
- Bolehkah kita lari setiap hari?
- Apakah ada cara untuk mencegah side stitch atau 'suduken' di perut?
- Sebelum lari, haruskan makan dulu?
- Kapankah jam ideal untuk olahraga?
- Apakah perlu mengukur maximum heart rate?
- Bagaimana tahu batas aman berolahraga untuk penderita hipertensi?
Pertanyaan 1: Bolehkah lari setiap hari?
Boleh saja kita lari setiap hari tapi hendaknya ingat juga untuk menyisihkan waktu 1 hari sebagai waktu istirahat.
Juga harus diketahui program latihan dan tujuan latihan lari Anda.
Jika Anda berniat untuk mengikuti lomba marathon, memang sebaiknya berlari setiap hari untuk membangun ketahanan tubuh.
Namun demikian, sebaiknya juga ada waktu istirahat yang sifatnya aktif alias "active rest".
Untuk mengisi hari active rest ini Anda bisa memilih jenis olahraga low impact yang lain seperti yoga atau pilates untuk merehabilitasi tubuh yang sudah berlari sepanjang minggu.
Namun, jika tujuan lari Anda bukanlah untuk ikut lomba marathon dan sejenisnya, tetapi lebih untuk menjaga kebugaran, Anda cukup lari 2-3 kali seminggu selama 60 menit.
Jika lari lebih dari 60 menit, risiko kerusakan otot yang lebih besar bisa terjadi sehingga membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama juga.