Lihat ke Halaman Asli

Akhlis Purnomo

TERVERIFIKASI

Copywriter, editor, guru yoga

Rajin Olahraga Tapi Mood Berantakan? Waspada Overtraining!

Diperbarui: 30 Januari 2025   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga juga ada risiko negatifnya. (Foto: Pexels.com)

Di tengah gelombang tren gaya hidup aktif dan sehat, semua orang saat ini menyerukan pentingnya olahraga secara rutin.

Memang betul bahwa olahraga bisa meningkatkan kesehatan fisik dan mental secara signifikan.

Juga betul bahwa olahraga dapat membantu mengurangi risiko penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, kanker, dan sebagainya.

Tapi berapa banyak orang yang sadar bahwa seperti semua hal dalam hidup ini, olahraga jika terlalu berlebihan juga bisa menimbulkan dampak buruknya sendiri?

Bila Anda termasuk orang yang masih memaksa diri berolahraga meski semangat menurun, hingga badan cedera atau sakit dengan dalih konsistensi dan alasan usang 'no pain, no gain', ada baiknya Anda membaca tulisan ini hingga tuntas.

Pengaruhi Mood

Pernyataan bahwa olahraga juga bisa berlebihan dan memberi efek buruk ini bukan cuma hipotesis tanpa dasar tetapi pernyataan yang sudah divalidasi secara ilmiah oleh sebuah studi yang hasilnya dipublikasikan pada 12 Mei 2022 lalu oleh tim ilmuwan dari Universitat Autonoma de Barcelona.

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa intensitas latihan pada satu hari bisa memengaruhi kondisi suasana hati (mood) di hari berikutnya.

Tim peneliti Laboratory of Sport Psychology and the Sport Research Institute di Universitat Autonoma de Barcelona mempelajari secara intensif efek yang ditimbulkan oleh intensitas latihan terhadap kondisi suasana hati atlet sepeda dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan beban latihan yang lebih besar dan berat.

Tolok ukur yang digunakan dalam penelitian ialah variabilitas detak jantung atau yang biasa disebut heart rate variability (HRV).

Dilaksanakan sepanjang 6 pekan, studi ilmiah tersebut kemudian menganalisis 5 atlet sepeda terkait tingkat stres fisik yang mereka terima selama latihan.

Di pagi hari setelah latihan di hari sebelumnya para atlet diukur detak jantungnya dan kondisi suasana hati mereka dengan kuesioner.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline