IBADAH haji saat ini memang makin mudah. Beragam fasilitas sudah tersedia. Tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia yang naik pun membuat lebih banyak WNI bisa berhaji sekarang.
Tapi masalahnya adalah waktu tunggu berangkat haji makin lama makin panjang. Menurut detik.com, waktu tunggu keberangkatan haji setelah mendaftar bisa mencapai antara 11 tahun sampai 47 tahun!
Waktu tunggu ini konon bervariasi menurut wilayah pendaftaran si jamaah haji yang bersangkutan. Makin padat jamaah haji suatu daerah, makin lama juga waktu tunggunya.
Nah, untuk bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar tentunya diperlukan tak cuma persiapan mental dan spiritual tetapi juga fisik.
Masalahnya adalah masyarakat kita memiliki tingkat kesadaran memelihara kesehatan fisik lewat berolahraga yang tergolong sangat rendah. Apalagi di kalangan lansia.
Bagaimana bisa berhaji dengan lancar sementara calon jamaah haji sudah sakit-sakitan dan belum memiliki kesadaran atas pola hidup sehat?
Masyarakat 'Mager'
Menurut Kemenpora dalam artikel "Sport Development Index (SDI) dan Pembangunan Olahraga Indonesia"tanggal 24 Agustus 2023, dinyatakan bahwa tingkat partisipasi olahraga masyarakat kita masih jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam Perpres No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional, pemerintah mencanangkan sebuah visi besar bahwa pada tahun 2045 nanti hendaknya 70% masyarakat Indonesia mampu ikut serta dalam aktivitas olahraga setidaknya 3 kali seminggu dengan durasi minimal 60 menit sehingga minimal 60% masyarakat memiliki tingkat kebugaran jasmani yang memadai.
Sayangnya, menurut Sports Development Index Indonesia pada tahun 2022, tingkat partisipasi masyarakat masih 30,93%. Kurang dari separuh target yang ditetapkan pemerintah di perpres di atas.
Diduga hal ini terjadi karena belum adanya campur tangan dalam bentuk kebijakan dan program yang mendukung pengembangan partisipasi masyarakat dalam aktivitas olahraga.