Lihat ke Halaman Asli

Akhlis Purnomo

TERVERIFIKASI

Copywriter, editor, guru yoga

Minyak Kelapa Vs Minyak Sawit, Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?

Diperbarui: 5 Desember 2021   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi minyak goreng.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Jika mendengar kata "sawit", kita kerap mengasosiasikannya dengan kerusakan lingkungan. Entah itu kebakaran hutan, kabut asap akibat pembakaran hutan demi membuka lahan perkebunan sawit dan sebagainya. 

Indonesia juga sudah "kenyang" dituduh sebagai negara pengekspor kabut asap tiap ada kebakaran hutan yang membuat negara-negara tetangga kelabakan.

Sementara itu, di sisi lain minyak kelapa digadang-gadang sebagai minyak yang lebih alami dan ramah lingkungan. Ini saya ketahui dari seorang teman yang memiliki keprihatinan terhadap isu pelestarian lingkungan. 

Menurutnya, menggunakan produk-produk yang berbahan minyak sawit sama saja mendukung pembakaran lahan dan perusakan hutan alami negara kita. Dalam memasak pun, minyak kelapa diutamakan daripada minyak goreng sawit karena dianggap dapat diperoleh tanpa merusak lingkungan.

Tetapi sekali lagi apakah ini asumsi atau memang keyakinan yang memiliki bukti?

Di era digital sekarang, kita sebagai konsumen juga jangan terlalu masa bodoh dengan isu-isu seperti ini. Didiklah diri kita sendiri lebih giat agar kita sebagai konsumen tidak dipermainkan oleh para produsen dan pemasar yang 'mempermainkan' pikiran dan pilihan kita saat berbelanja dan dalam kegiatan konsumsi apapun.  Akhirnya kita seperti biri-biri yang dengan mudah digiring ke sana kemari. Jadi korban iming-iming janji kosong melompong.

Sawit vs Kelapa: Lebih Ramah Lingkungan Mana?

Tim sebuah penelitian ilmiah dari University of Exeter yang hasilnya dipublikasikan tahun 2020 lalu menyatakan bahwa produksi minyak kelapa pada kenyataannya juga memiliki kemungkinan untuk merusak lingkungan layaknya perkebunan sawit.

Lho kok bisa ya?

Jadi begini, para peneliti dari universitas tersebut menguak temuan bahwa minyak kelapa tidak serta merta bebas dari dosa perusakan lingkungan hidup meski di media massa kita tidak melihatnya secara kasat mata.

Selama ini dari media massa kita tahu bahwa hutan hujan tropis di negara kita yang menjadi paru-paru dunia pelan-pelan jadi dibabat habis untuk dijadikan lahan perkebunan sawit.  Karena itulah citra sawit di mata warga dunia relatif negatif. Apalagi di masyarakat Barat yang notabene sudah lebih peduli dan prihatin soal lingkungan hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline