Lihat ke Halaman Asli

Akhlis Purnomo

TERVERIFIKASI

Copywriter, editor, guru yoga

Kalau Buat Startup, Jangan Terlalu 'Niche'!

Diperbarui: 19 Maret 2021   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

SEBAGAI seorang serial entrepreneur (entrepreneur dengan rekam jejak pernah mendirikan sejumlah startup sukses), Natali Ardianto yang juga salah satu penggagas #StartupLokal pernah melontarkan nasihat yang menurut saya cukup bagus untuk disampaikan bagi anak-anak muda yang tertarik mendirikan startup digital.

"Ini tips dari saya. Jangan didengarkan kalau tidak percaya: Kalau Anda ingin membuat startup, jangan buat startup yang terlalu 'niche' (baca: [nish]- pen)," ungkap pria yang dahulu menjadi salah satu pentolan Tiket.com.

Apa pasal?

Ia berargumen bahwa karena saat ini, industri yang luas saja belum banyak yang mengakses. "Mengapa harus memikirkan 'niche' (segmen pasar yang khusus dan lebih sempit tetapi menguntungkan - pen)?"

Lebih lanjut Natali membagikan pengalamannya saat ia dan rekan-rekannya berada di inkubator bisnis Project Eden.

"Saya menghadapi sebuah presentasi, ada yang mengajukan ide startup yang sangat 'niche'. Ia berkata,"This is a social media for the dead." (Ini media sosial untuk orang yang sudah meninggal- pen). Anda bisa membayangkan tidak? Jadi maksudnya, saat seseorang masih hidup, ia akan menambahkan teman-teman saya ke dalam layanan itu. Saat ia meninggal dunia, layanan jejaring sosial itu akan memberikan pemberitahuan bahwa orang yang bersangkutan itu meninggal dunia. Very very niche! Kami dulu menganggapnya masuk akal, karena kalau kita meninggal, tidak bisa memberitahu teman-teman kita. Tetapi tidak semua orang bisa menerima ide ini," jelas entrepreneur yang kini terlibat di startup baru itmi. panjang lebar.

Dalam kasus Natali, saat dirinya dan sejumlah rekan memulai tiket.com, suara sumbangnya banyak. "Kamu kenapa buka tiket.com, kan sudah ada booking.com, agoda, dan bisnis sejenis itu?"

Alasannya ia berada dan berasal dari Indonesia, dan mereka (bisnis-bisnis sejenis itu) dari luar negeri. Mereka belum tentu paham dengan pasar dan konsumen Indonesia yang pasti berbeda dari karakteristik pasar dan konsumen negara asal mereka. 

Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah Anda juga berkeinginan mendirikan startup yang sangat spesifik tetapi masih gamang?

Ada baiknya mempertimbangkan pasar potensialnya. Jangan sampai Anda hanya berasumsi dan terlalu percaya diri bahwa startup ini disukai banyak orang tetapi ternyata kemudian cuma sedikit orang yang mau merogoh kocek untuk menggunakan produk atau jasa dari startup Anda yang terlalu spesifik itu. Bisa-bisa startup Anda gulung tikar bahkan sebelum berkembang. (*/ Twitter: @AkhlisWrites)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline