Lihat ke Halaman Asli

Akhlis Purnomo

TERVERIFIKASI

Copywriter, editor, guru yoga

Belajar dari Pengalaman Marcus Bullock, Eks Napi yang Kini Jadi CEO

Diperbarui: 6 Maret 2021   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkaca dari pengalamannya, Marcus ingin membantu para napi agar dapat kembali ke masyarakat melalui bisnis sosialnya, Flikshop. (Foto: Flikshop.com)

APAKAH yang akan Anda lakukan jika di masa lalu pernah melakukan kesalahan yang terbilang fatal dan serius? 

Sebagian orang mungkin akan terseret ke dalam lingkaran setan hidup yang kelam. Sebagian lagi mampu berupaya keras karena memiliki tekad baja dalam dirinya agar bangkit dan tidak menjadi pribadi yang pecundang di akhir hidupnya.

Marcus Bullock adalah tipe yang kedua. Di umur 15 tahun, pemuda itu sudah terlibat dalam kejahatan yang sangat serius. Ia dan seorang teman merebut sebuah mobil dari seorang pria yang sedang duduk santai dekat sebuah pusat perbelanjaan pada tahun 1996 di Maryland, AS. Konsekuensinya berat: ia divonis 8 tahun hukuman pidana di Lembaga Pemasyarakatan Virginia.

Sebagai seorang pemuda yang baru berusia 20-an, rasanya sudah tidak ada masa depan baginya. Siapa yang mau menerima pemuda kulit hitam dengan catatan kriminal di usia yang begitu muda? Prospek kerja baginya terasa sudah sirna.

Namun, untungnya Marcus bukan pemuda yang larut dalam stigma dan jebakan dosa masa lalu. Ia membulatkan tekad untuk berubah menjadi seseorang yang lebih baik dan mampu berkontribusi pada masyarakat secara positif. Dan ia menggunakan pengalaman masa lalunya sebagai bekal.

Kini, ia menyandang titel CEO sebuah bisnis sosial yang ia dirikan dengan nama Flikshop.

Apa istimewanya Flikshop dibandingkan startup-startup (usaha rintisan) lainnya?

Flikshop menelurkan sebuah aplikasi digital yang memungkinkan siapa saja untuk mengirimkan foto kartu pos personal atau pesan bagi para narapidana di wilayah Amerika Serikat.

Berkat Kasih Ibu dan Teman

Seperti kita ketahui masalah rasialisme tidak serta-merta lenyap dari Amerika Serikat hanya karena konstitusi mereka menjamin kedudukan semua warga negara yang setara di depan hukum. Di lapangan, faktanya masih memprihatinkan, terutama bagi kelompok kulit hitam yang masih terus berjuang agar setara. Itulah kenapa gerakan #BlackLivesMatter tahun lalu meluas bahkan hingga di ranah media sosial.

Banyak anak-anak muda kulit hitam yang harus berjuang lebih keras agar mendapatkan pengakuan dan kualitas kehidupan yang lebih layak. Karena kondisi yang lekat dengan kemiskinan dan kekerasan serta narkoba, mereka juga akhirnya lebih rawan bersinggungan dengan hukum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline