Lihat ke Halaman Asli

Akhlis Purnomo

TERVERIFIKASI

Copywriter, editor, guru yoga

7 Hal yang Belum Anda Ketahui tentang Perbankan Syariah

Diperbarui: 9 April 2017   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jika Anda ingin tahu lebih banyak mengenai keuangan syariah dalam skala internasional, sebuah buku berjudul “Inside the Hidden World of Islamic Finance” (Di Dalam Dunia Tersembunyi Keuangan Syariah) yang ditulis oleh Harris Irfan mungkin akan memenuhi keingintahuan Anda secara memuaskan dan tuntas. Penulis yang juga menjabat sebagai Managing Direktur (Direktur Pengelolaan) European Islamic Investment Bank itu menyoroti berbagai aspek keuangan dan perbankan syariah di abad ke-21 secara komprehensif. Dari pandangan-pandangannya mengenai perbankan syariah tersebut, penulis dapat meringkas adanya 5 poin penting yang belum banyak orang ketahui perihal perbankan syariah.

Perbankan Syariah, Solusi Krisis Finansial Dunia

Kegagalan sistem perbankan konvensional dapat kita saksikan dalam kondisi perekonomian global dalam beberapa tahun belakangan yang masih menunjukkan kelesuan sejak krisis finansial AS tahun 2009 lampau. Krisis dan pelemahan pertumbuhan ekonomi yang melanda dunia ini tidak lain disebabkan oleh dampak buruk penerapan sistem keuangan konvensional Barat yang kurang mengindahkan etika dan kesinambungan.

Menurut Harris, jika semua pemangku kepentingan dalam perekonomian dan perdagangan dunia hendak memperbaiki kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya membaik, sudah saatnya bagi mereka untuk mengkaji dan mempertimbangkan penerapan perbankan syariah.

Penerapan Syariah Tidak Menghambat Perolehan Laba

Kata “syariah” sendiri memang harus diakui menimbulkan antipati dalam benak kalangan yang belum akrab dengan Islam. Bahkan di sebagian kalangan umat muslim sendiri, sistem keuangan dan perbankan syariah terasa belum meresap benar dalam pemahaman mereka.

Dengan menyertakan elemen reliji dalam tata kelola perbankan, sebagian pihak beragurgumen bahwa dampaknya kurang bagus untuk perolehan keuntungan. Dengan kata lain, ditinjau dari aspek komersial dan bisnis, apapun yang berbau syariah itu menghasilkan perolehan laba yang lebih rendah daripada yang konvensional. 

Harris menampik argumentasi tersebut mentah-mentah. Ia beralasan bahwa dalam beberapa tahun belakangan, telah terbukti bahwa bank-bank syariah relatif terbebas dari aset-aset dan kontrak-kontrak ’beracun’ yang membebani bank-bank konvensional dan dianggap menjadi biang keladi terjadinya krisis keuangan dunia. “Sebagai konsekuensinya, kami [perbankan syariah - red] malah melejit melampaui [perbankan konvensional].” Ia juga mencontohkan bahwa perusahaan finansial sebesar Lehman and Brothers menjadi korban aset dan kontrak yang tidak sehat dan beracun tersebut karena mengabaikan etika bisnis yang dijunjung tinggi dalam perbankan syariah.

Hingga saat ini, perkembangan perbankan syariah memang masih belum sebesar dan seluas jangkauan sistem keuangan dan perbankan konvensional ala Barat. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa ekonomi syariah tergolong pesat dalam perkembangannya. Harris menyatakan bahwa perbankan syariah tidak perlu meniru perjalanan perbankan konvensional, atau bahkan meniru. “Perbankan syariah global justru perlu membentuk takdirnya sendiri sehingga meyakinkan kalangan investor dan semuanya bahwa ada banyak hal yang positif di sini dan akan mengarahkan dunia ke masa depan keuangan yang lain daripada yang sudah disuguhkan oleh perbankan konvensional. Jangan sampai stagnan hanya karena ingin meniru perbankan dan keuangan konvensional.”

Perbankan syariah menjadi satu celah perbaikan sistem perbankan saat ini yang carut marut. Jika kalangan perbankan ingin ada kemajuan dan perubahan signifikan dalam perbankan dan perekonomian secara berkesinambungan, penerapan konsep keuangan syariah yang menyeluruh memberikan solusi terbaik. Hal itu karena selama ini dunia perbankan cenderung beroperasi dengan mengabaikan aspek etika bisnis dan mengejar keuntungan semata. Dengan perbankan syariah, keuntungan masih akan dicapai namun dengan juga mengutamakan etika. Dan ini bukan sesuatu yang musykil.

Perbankan Syariah Relatif Tahan Krisis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline