Lihat ke Halaman Asli

Koin Untuk Presiden

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Koin Untuk Presiden...!!!
Ah, begitu lebay-nya sebagian besar masyarakat Negeri ini kufikir. Terlalu mengekspos segala hal yang tak wajar, hingga membuat Negeri ini makin tak karuan.
Mengapa demikian?
Hanya karena Sang Presiden mengumumkan rencana kenaikan gaji para pejabat Polri dalam suatu forum, dan secara jelas bercerita tentang ketidaknaikkan gajinya selama 6 tahun menjabat, beberapa orang yang kufikir ingin memperkeruh suasana negeri ini seolah berkoar membuat akun komunitas jejaring sosial dengan tajuk "koin untuk Presiden". Ada-ada saja kufikir orang-orang pintar di Negeri ini. Menggunakan kepintaran untuk hal-hal yang salah kaprah dan tak ada gunanya.

Belum hilang juga dalam ingatan kita, gerakan jejaring sosial serupa yang bertajuk "koin untuk Prita". Koin kepedulian tentang prihatinnya kita akan pelayanan kesehatan di negeri ini. Dengan adanya gerakan tersebut, kurasa masih ada kepedulian masyarakat negeri akan arti sebuah kemanusiaan.

Tapi apakah sepadan, jika "koin untuk Prita" dibandingkan dan disejajarkan dengan "koin untuk Presiden"? Mungkin banyak juga yang berfikir jika koin Presiden adalah suatu bentuk penghinaan. Atau pula sebagai bentuk keprihatinan orang-orang yang berada dalam sayap kiri Presiden secara sengaja membentuk akun jejaring sosial itu agar seakan citra Presiden menjadi turun.

Dengan gaji yang hampir Rp65 juta, apakah betul Sang Presiden butuh koin-koin receh itu. Buat Apa? Ah, yang benar saja...
Lebih baik koin-koin itu untuk orang-orang yang membutuhkan di negeri. Toh, masih banyak kok orang yang membutuhkan uluran tangan dari kita yang mampu sedaripada membuat lelucon-lelucon tak lucu semacam koin untuk Presiden itu. Apakah tak terfikir hal-hal itu di benak orang-orang pintar ya... Kalau enggak ada, buat apa mereka menjenjang pendidikan tinggi-tinggi kalaupun tak pernah ada gunanya untuk memperbaiki dan memperindah suasana negeri ini.

Semuga mereka semua tersadar...
untuk Presiden, nampaknya perlu lebih berhati-hati dalam bersuara di muka 200juta penduduk negeri ini. Siapa tahu orang-orang pintar itu menyalahartikan suara Anda Pak Presiden...
Medan, 23 Januari 2011
(AS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline